PURWAKARTA

Delapan Orang Tinggal di Gubuk Reot

PURWAKARTA, RAKA – Pembangunan pesat yang dilakukan pemerintah Kabupaten Purwakarta ternyata masih menyisakan pekerjaan rumah. Hal itu terlihat dari masih banyaknya warga miskin yang mayoritas tinggal di pinggiran hutan.

Seperti pantauan Radar Karawang di Kampung Leuwi Panjang, RT 22/01 Kelurahan Purwamekar, Kecamatan Purwakarta. Suryadi (41), beserta istri dan 3 orang anaknya hanya tingal di gubuk reyot berukuran 2 x 4 meter yang kondisinya pun sudah tidak layak huni.

Meski mereka tercatat sebagai warga Kabupaten Purwakarta, sejak 3 tahun terakhir hidup di gubuk itu, mereka tak pernah mendapatkan bantuan dari Pemkab. Selain rumahnya tak layak huni, mereka juga tinggal bercampur dengan ternaknya berupa empat ekor kambing. Kini, keluarga miskin itu hanya pasrah. Apalagi, tanah yang mereka tempati itu adalah tanah milik PT Jasa Marga.

Suryadi yang hanya buruh serabutan di pasar Leuwi Panjang itu, mengaku, dirinya tak sanggup mengontrak rumah untuk tempat tinggalnya, jadi hanya bisa tinggal di gubuk reyot tersebut. “Saya paling sehari dapet uang Rp40 sampai Rp50 ribu saja, jadi buat hidup sehari-hari aja gak cukup kang, apalagi buat ngontrak rumah,” cerita Suryadi, saat ditemu di gubuk reyotnya, Senin (11/3).

Karena rumahnya jauh dari pemukiman penduduk, setiap malam dirinya dan keluarga harus menjalani hidup dengan tanpa cahaya lampu. “Di sini gak ada listrik kang, ya untuk malam kami hanya mengandalkan lampu yang di pasang dengan batre bekas handphone,” jelasnya.

Selain itu, setiap turun hujan, air akan masuk ke dalam rumahnya yang memprihatinkan. Gubuk reyotnya itu tak memiliki MCK yang layak untuk menunjang kehidupan sehari-harinya. “Ya namanya gubuk reyot kang, kalau hujan ya bocor dan air pasti masuk. Untuk MCK kami alakadarnya aja kang, tapi kalau airnya kami kadang-kadang ngambil di masjid, atau ngambil di sumur yang kami buat untuk menampung air hujan,” kata Suryadi.

Saat ini, Suryadi tinggal di gubuk tersebut beserta orang tua dan neneknya. Jadi kini yang menghuni gubuk tersebut tinggal 8 orang. “Kami tinggal bersama ibu, bapak, nenek dan saudara. Ya totalnya 8 orang yang menghuni gubuk ini,” jelasnya. (gan)

Related Articles

Back to top button