PURWAKARTA

Djuju Pustakawan Keliling, Naik Sepeda Sejak 1994

PUSTAKAWAN KELILING: Djuju Djunaedi berkeliling meminjamkan buku kepada anak sekolah.

PURWAKARTA, RAKA – Di usia yang tidak lagi muda, Djuju Djunaedi, tetap semangat mengajak masyarakat untuk meningkatkan minat baca. Kakek Djuju kini menghabiskan sisa hidupnya menjadi seorang pustakawan keliling. Saban hari Pria berusia 74 tahun itu berkeliling menggunakan sepeda dari desa ke desa. Ia menamai aktivitasnya sebagai Perpusatakaan Saba Desa.
Kisah kakek warga Kampung Ngenol RT 10/03 Desa Gunung Hejo, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, itu bermula dari iseng memanfaatkan waktu luang semasa masih bekerja di perkebunan 1988 lalu. “Awalnya iseng-iseng saja, kemudian berfikir kenapa tidak diseriuskan,” ujarnya, Minggu (5/9).

Tahun 1988 adalah di mana kisah inspiratif kakek yang akrab disapa Bah Djuju itu dimulai. Awalnya Djuju berkeliling ke desa-desa dengan berjalan kaki sampai 1994. Pada pertengahan 1994 ada yang memberikan bantuan sepeda dari seseorang asal Bandung untuk meringankan berkeliling meningkatkan minat baca masyarakat.

Bantuan sepeda terus berdatangan hingga terakhir Djuju menerima bantuan dari Dedi Mulyadi pada 2017. “Waktu masih jalan kaki hanya 4 desa, kemudian setelah pakai sepeda jadi 7 desa, dan hingga kini sudah 10 desa di Kecamatan Darangdan,” kata kakek tujuh cucu itu. Setiap desa memiliki kelompok pembaca dengan rata-rata empat sampai lima kelompok.
Kelompok di tiap desa itu kemudian membagikan buku kepada masyarakat dengan sasaran anak sekolah. “Bukunya setiap minggu sama abah diambil kemudian dipindahkan ke desa lain, misal dari Desa Darangdan, ke Sawit atau ke Cilingga. Terus saja muter ke desa-desa lain,” ujarnya.

Saat ini jumlah bukunya sudah ribuan, dengan beragam jenis buku dan judul. Mulai buku dongeng, majalah, hingga buku penunjang pembelajar di sekolah. “Awalnya sedikit, kemudian banyak yang bantu. 1990 adalah titik dimana jumlah buku bertambah. Bahkan hari ini sudah banyak,” ujar Djuju.

Dirinya tidak menampik setelah merebak wabah virus corona peminat membaca menurun karena dilarang berkerumun, ditambah perkembangan teknologi semakin tinggi membuat minat baca masyarakat terjun bebas.
“Apalagi anak-anak sekarang lebih suka main game di handphone. Tapi alhamdulilah masih ada yang mau baca buku. Sekarang tidak turun tidak bertambah peminatnya,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Purwanto mengapresiasi apa yang dilakukan Bah Djuju. Menurutnya, Djuju merupakan teladan bersama dalam meningkatkan minat baca masyarakat. “Bah Djuju itu bagi saya maha guru, teladan kita semua. Dulu sudah kita berikan bantuan buku dan sekarang kita beri bantuan rak untuk menyimpan buku di rumahnya,” ujar dia. (gan)

Related Articles

Back to top button