Eks Positif Covid-19 Tebar Semangat
SEMANGAT : Komunitas eks pasien Covid-19 di Purwakarta berkomitmen untuk menyebarkan semangat melawan wabah yang sudah mendunia seperti saat ini.
PURWAKARTA, RAKA – Berdasarkan data yang dilansir Gugus Tugas Percepatan Penangangan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Purwakarta, hingga Senin (16/11) lalu dari 945 warga Purwakarta yang terkonfirmasi positif Covid-19, 579 orang diantaranya dinyatakan sembuh dan 41 meninggal dunia. Sementara, untuk pasien positif aktif jumlahnya mencapai 325 orang.
Selain upaya disiplin penerapan protokol kesehatan dan melakukan 3M untuk membantu memutus mata rantai penyebaran virus dari Wuhan tersebut. Upaya-upaya lain yang bersifat humanis harus tetap dilakukan bagi para penderita Covid-19. Masyarakat secara umum juga harus tetap memberikan semangat agar para pasien yang terpapar virus tidak mendapatkan stigma yang negatif.
Dipimpin Ade Supyani, tak kurang dari 125 orang pasien konfirmasi positif Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh dan keluar dari tempat isolasi di RS Abdul Radzak, Rumah Sakit Bayu Asih, Rumah Isolasi Maracang dan wisma isolasi Hotel Aruni di Kabupaten Purwakarta membentuk sebuah wadah sesama pasien positif Covid-19 untuk tetap bisa menjalin tali silaturahmi. “Awal mula tercetusnya ide pembentukan komunitas ini, berawal dari pertemuan sesama pasien positif. Dari pertemuan itulah rupanya mereka yang sudah akrab satu sama lain seolah-olah enggan berpisah dan muncul sebuah ide untuk membentuk sebuah wadah. Sekarang saja tercatat sudah ada sekitar 125 orang yang bergabung dengan perkumpulan ini,” ujar Ketua Komunitas Eks Pasien Covid-19 Purwakarta, Ade Supyani kepada wartawan.
Menurut pria yang baru beberapa waktu lalu dinyatakan sembuh dari Covid-19 itu, melalui wadah ini diharapkan warga masyarakat luas akan diberikan pemahaman tentang apa yang harus dilakukan apabila berhadapan dengan penderita dan keluarga penderita Covid-19. “Jangan sampai, saat dinyatakan positif covid-19, malah dikucilkan oleh warga setempat, aktivitas sosial yang biasanya dilakukan otomatis dihentikan, seperti yang dialami oleh Bujang Sahmudar (47) warga Kampung Sukarata, Kelurahan Cipaisan misalnya, dia harus menutup warung tempat usahanya untuk menjalani tes swab dan sebagainya,” kata Ade.
Selain itu, pasien dan keluarganya harus tetap memenuhi kebutuhan hidupnya. Bisa dibayangkan betapa ketergantungan keluarganya terhadap usaha itu untuk menyambung hidup.
Selama menjalani karantina dalam waktu 14 hari saja bisa terbesit dalam pikiran, selama itu pula mereka tak dapat berbuat apa-apa hanya bisa mengelus dada meratapi nasib keluarga dan si penderita Covid-19. “Apakah ada yang memikirkan mereka sekeluarga, bagaimana caranya keluarga mereka dapat bertahan hidup, sementara itu keluarga mereka dikucilkan oleh warga sekitar, pantaskah hal ini dilakukan oleh masyarakat luas,” kisah Ade.
Ia berharap semua dapat merenungkan bersama-sama dengan kejadian seperti ini, dirinya juga mengajak dan membukakan mata hati, cobalah bermain rasa, andaikata yang terjadi itu adalah anda dan keluarga anda, sedihkah atau senangkah apabila di kucilkan oleh orang banyak.
Masih menurut dia, yang harus dilakukan jika dinyatakan positif Covid-19 yang pertama-tama adalah jangan sampai stres, memakan-makanan yang bergizi tinggi, perbanyak konsumsi makanan bervitamin yang dapat menambah imunitas tubuh. “Jangan lupa lakukan kegiatan olahraga dan mesti happy, berkonsultasilah dengan dokter atau tenaga kesehatan,” pungkas Ade. (gan)