Guru Ngaji Diusulkan Masuk Penerima Dana Subsidi
RAPAT : Rapat Gabungan DPRD Kabupaten Purwakarta dengan Pemda Kabupaten Purwakarta.
PURWAKARTA, RAKA – Virus corona tidak hanya memiliki dampak kesehatan namun juga berampak besar pada perekonomian masyarakat. Penyebab dari hal ini di antaranya adalah turunnya konsumsi dan investasi, baik dalam lingkup rumah tangga maupun lingkup lainya.
Anjuran sosial distancing yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia membuat orang-orang tetap di rumah dan tidak pergi keluar untuk melakukan aktivitas biasanya. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemda Purwakarta bakal memberikan subsidi bagi masyarakat yang terdampak pandemi virus korona (covid-19).
Langkah ini ditempuh untuk meringankan beban hidup masyarakat, terutama kalangan tidak mampu. Besaran bantuan yang akan diterima setiap KK adalah senilai Rp500.000. Nilai tersebut akan diterima dalam bentuk gabungan antara uang tunai dan sembako. Pemda Purwakarta Rp300.000 untuk setiap KK di luar penerima PKH dan BPNT.
Berdasarkan hasil rapat gabungan DPRD Kabupaten Purwakarta dengan Pemda Kabupaten Purwakarta, Ceceng Abdul Qodir, Sekretaris Fraksi PKB mengusulkan agar guru ngaji dan guru honorer dimasukan dalam penerima subsidi tersebut.
Ceceng juga mengusulkan Pemerintah Daerah segera melakukan berbagai langkah konkret dengan tujuan agar program-program pemerintah dapat menyentuh langsung kepentingan masyarakat. “Di tengah kondisi wabah virus corona (Covid-19) seperti saat ini, masyarakat membutuhkan program-program yang betul-betul riil untuk dapat memenuhi kebutuhan langsung sehari-hari,” ujar Ceceng, Senin (6/4).
Untuk itu, ceceng menegaskan DPRD Purwakarta akan melakukan fungsi pengawasan terhadap berbagai program pemerintah. Tujuannya agar program-program dapat tepat terlaksana secara teknis, tepat sasaran dan dengan demikian diharapkan tidak terjadi penyelewengan. “Seperti, Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sembako belakangan ini banyak yang masih salah sasaran. Masih banyak kategori miskin tidak mendapatkan bantuan. Seharusnya, bantuan-bantuan program langsung ke masyarakat harus terealisasi merata tepat sasaran. Saat ini, masyarakat membutuhkan program yang real dan yang betul-betul konkret bisa memenuhi kebutuhan langsung mereka,” ujar Ceceng.
Pihaknya mengusulkan agar guru ngaji dan guru honorer harus mendapatkan perhatian dan subsidi. Sebab guru ngaji juga bagian dari masyarakat, di tambah lagi guru ngaji ini ikut mendoakan bersama santrinya tiap malam agar musibah penyebaran covid-19 ini segera bisa selesai, dan selalu mendoakan agar masyarakat dijauhkan dari covid-19, melalui qunut nazilah dan salawat khusus. “Alangkah lebih bijaksana kalau pemerintah daerah bisa memperhatikan guru ngaji dan guru honorer dalam kondisi saat ini,” pungkasnya. (gan)