PURWAKARTA

Kedelai Melambung, Tempe Naik Kelas

TETAP PRODUKSI: Salah satu produsen tahu di Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta. Sejak harga kedelai naik beberapa pekan terakhir, sejumlah produsen tahu dan tempe mengurangi produksinya untuk menekan biaya produksi.

Produsen Tahu Kurangi Produksi

PURWAKARTA, RAKA – Kenaikan harga kedelai impor sejak beberapa waktu lalu, membuat sejumlah produsen tahu dan tempe mengeluh. Bahkan ada di antaranya yang sempat mengancam akan mogok produksi.
Di Purwakarta, sejumlah produsen tahu dan tempe menaikkan harga jualnya. Bahkan ada pula yang mengurangi produksinya.

Ace (50), salah seorang produsen tahu di Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta mengaku, harga kedelai sudah naik sejak dua pekan terakhir. Untuk menekan membengkaknya biaya, dirinya mengurangi jumlah produksi. “Setelah dihitung pembelian kedelai dan ongkos produksi, kami pun terpaksa menaikan harga tahu,” ujarnya.
Terkait melambungnya harga kedelai, Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Purwakarta melaksanakan pemantauan harga kedelai di sejumlah pasar tradisional.

Pemantauan dilakukan selain untuk mengetahui harga di pasaran, juga untuk memastikan tidak ada kelangkaan kedelai di pasaran. “Untuk harga kedelai di Kabupaten Purwakarta mencapai Rp11.000 per kilogramnya. Sedangkan berdasarkan dari 1 distributor yang kita konfirmasi, yakini UD Pratama Mandiri, stok kacang kedelai ada 10 ton untuk Purwakarta cukup,” ujar Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Kabupaten Purwakarta Wita Gusrianita, Kamis (3/6).
Meski harga kedelai impor mengalami kenaikan, menurut Wita, saat ini di wilayah Kabupaten Purwakarta tidak mengalami kelangkaan tahu dan tempe. “Untuk pedagang tahu dan tempe di pasar tradisional yang ada di Kabupaten Purwakarta berjualan normal,” jelasnya.

Menurutnya, para pedagang masih menjual tahu dan tempe, meski harganya dinaikkan sedikit dibandingkan sebelum harga kedelai impor mengalami kenaikan. “Masyarakat masih bisa menemui dan membelinya dengan menyesuaikan harga. Saat ini harga tahu seloyang mengalami kenaikan sebesar Rp1.000 yang asalnya Rp2.000 kini menjadi Rp3.000,” ucapnya.

Diakui Wita, saat ini produsen memproduksi tahu dan tempe berkurang dari jumlah sebelumnya. Namun, dipastikannya barang tersebut masih ditemui di pasaran. “Pagi-pagi kadang sudah habis. Produsen mengurangi jumlah produksinya, tapi tahu dan tempe masih ada di pasar-pasar tradisional yang ada di Kabupaten Purwakarta,” ujarnya. (gan)

Related Articles

Back to top button