PURWAKARTA

Kegigihan Bah Djuju Diapresiasi

PERPUS BERJALAN: Dengan menggunakan sepeda, Djuju mengelilingi desa.

PURWAKARTA, RAKA – Kisah inspiratif Djuju Djunaedi, warga Kampung Ngenol, Desa Gununghejo, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, kini telah menginspirasi banyak orang. Kakek pegiat literasi yang kini berusia 74 tahun itu membuat orang daerah pinggiran melek baca berkat Perpusatakaan Saba Desa yang digagasnya sejak 1988.

Dia keliling kampung dengan mengayuh sepeda. Setiap akhir pekan mendatangi kelompok baca di setiap desa yang telah dibentuknya sejak lama. Kegigihan kakek bercucu 7 itu memantik perhatian Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Purwanto. Dia memberikan perlengkapan untuk penunjang keberlangsungan perpustaan kelilingnya.
Purwanto, langsung menemui Djuju di kediamannya di Desa gunung Hejo. Sebelumnya, Djuju juga datang ke Kantor Dinas Pendidikan guna meminta rak buku menyimpan buku-bukunya. “Bah Udju kemarin ke kantor, minta rak. Katanya sudah rusak. Dan saya berjanji kemarin akan ke sini, kendalanya rak buku pada rusak. Hari ini saya nganterin rak, sama sembako dan sedikit bantuan uang tunai,” ujarnya.

Dia menilai, apa yang dilakukan Udju merupakan hal yang sangat mulia dan menjadi contoh bagi masyarakat pada umumnya, di tengah perkembangan teknologi yang kian meningkat dan menjadi penghambat minat baca anak.
“Kalau sekarang mungkin berbeda yah, tapi bagaimanapun literasi itu bukan hanya membaca buku, sekarang ada namanya literasi digital. Jadi saya harap orangtua juga membimbing anaknya agar memanfaatkan handphone untuk keperluan positif. Dalam hal ini membaca juga bisa dari handphone literasi digital,” kata Purwanto.

Sementara itu, Udju tetap konsisten dengan apa yang telah dijalankan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, terutama anak sekolah. Karena, menurutnya, dalam buku banyak ilmu yang dapat diserap dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, atau bahkan mampu mendatangkan nilai ekonomi. “Baca buku itu banyak manfaatnya, saya bisa ngurut (mijat) juga dari buku,” ujarnya. Adapun motivasi Abah Udju mendirikan Perpustakaan Saba Desa karena dirinya merasa tidak berilmu dan hanya bisa kerja kasar. “Generasi penerus jangan saperti saya, anak-anak sekarang harus pintar yang membuat orangtua bangga,” pungkasnya. (gan)

Related Articles

Back to top button