PURWAKARTA

Kiprah Dakwah Syekh Baing Yusuf

TUJUAN ZIARAH: Masjid Baing Yusuf bukan hanya sarana ibadah tapi juga tujuan ziarah.

Keturunan ke-24 Prabu Siliwangi

PURWAKARTA,RAKA – Masjid Baing Yusuf merupakan salah satu saksi bisu penyebaran agama Islam di Purwakarta. Sederet kisah dan catatan sejarah telah digoreskan di masjid berlokasi tak jauh dari kantor pemerintahan Kabupaten Purwakarta tersebut. Masjid ini dibangun oleh Raden Haji Muhammad Yusuf atau lebih dikenal dengan Syekh Baing Yusuf sekitar 1826 untuk penyebarkan agama Islam.

Salah seorang pengurus Masjid Agung Baing Yusuf Kabupaten Purwakarta, RH Iing Solihin mengatakan, Syekh Baing Yusuf menyebarkan agama Islam secara lisan kepada warga atau sekelompok orang yang belum sempurna keislamannya. Selain sukses mengislamkan para gadega Padjajaran juga tercatat sejumlah ulama besar berguru pada beliau, salah satunya adalah Syekh Nawawi Al Bantani penulis kitab kuning tafsir dengan Bahasa Sunda dan Tasawuf Sunda yang akhirnya menjadi seorang imam besar Masjid Haram di Mekah Arab Saudi. “Syekh Baing Yusuf sendiri merupakan keturunan ke-24 dari Kerajaan Padjajaran Prabu Siliwangi,” kata dia, Selasa (27/4).

Ia menjelaskan, pada waktu itu penyebaran agama Islam di wilayah Sunda begitu masif, akan tetapi masih banyak warga di Purwakarta yang saat itu masih masuk ke wilayah Karawang belum mengenal Islam secara utuh. Terutama para mantan badega Kerjaan Padjajaran yang tinggal di Kuta Waringin yang saat ini bernama Pasar Rebo, Purnawarman dan Sindangkasih. Atas dasar itu Syekh Baing Yusuf memutuskan bersyiar menyebarkan agama Islam di Purwakarta bersamaan dibentuknya Kota Purwakarta oleh pemerintahan Hindia Belanda. “Penyebaran agama Islam di Purwakarta ditandai dengan di bangunnya masjid ini sekitar 1926. Awalnya masjid ini terbuat dari kayu kemudian beberapa kali dilakukan renovasi, terakhir direnovasi pada 2011,” ujar dia.

Meski telah beberapa kali renovasi namun empat pilar penyangga yang berada di dalam masjid serta dua menara kubah pada bagian samping adalah ornamen yang tetap dipertahankan dan menjadi ciri khas dari Masjid Agung Baing Yusuf ini. Syekh Baing Yusuf wafat diperkirakaan pada 1854 Masehi dan dimakamkan di sekitar masjid yang dahulunya merupakan tempat mengaji para santri. Saat ini kerap menjadi tempat berziarah umat Islam dari berbagai daerah. Bahkan saat ini menjadi lokasi wisata religi di Kabupaten Purwakarta. (gan)

Related Articles

Back to top button