PURWAKARTA

Manfaatkan Limbah jadi Barang Berharga

BELAJAR KREATIF: Siswa SMP diajarkan memanfaatkan potensi di sekitar mereka menjadi barang bermanfaat.

PURWAKARTA, RAKA – Inovasi terus dilakukan untuk mengatasi persoalan pendidikan. Melalui pendidikan karakter dengan program Tatanen di Bale Atikan, Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta melakukan rekayasa pembelajaran yang kontekstual berbasis pemecahan masalah.“Salah satunya adalah memecahkan persoalan lingkungan dan sampah menjadi bermanfaat. Pemanfaatan sampah melalui kegiatan pembuatan ecobrick,” ujar Kadisdik Purwakarta Dr Purwanto MPd.

Sebagaimana dipraktikan oleh siswa siswi SMPN 1 Pasawahan, SMPN 2 Pasawahan dan SMPN 10 Purwakarta di halaman Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta. Perwakilan ketiga sekolah tersebut mempraktikkan pembuatan ecobrick berupa kursi yang berasal dari sampah plastik dan limbah pakaian.

Menurut Purwanto, program Tatanen di Bale Atikan itu berorientasi pada siswa, siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran melalui berbagai model pembelajaran. Siswa harus bisa merumuskan masalah dan memecahkan masalah yang dihadapinya. “Selama ini sekolah-sekolah belum optimal melibatkan anak dalam pembelajaran yang berbasis pada masalah-masalah hidup sehari-hari. Contoh kecil adalah bahwa sampah yang tiap hari diproduksi di dapur-dapur mereka tidak dipandang sebagai masalah sekaligus potensi yang bisa dimanfaatkan,” katanya.

Padahal, sekolah bisa menjadikan pembelajaran lintas disiplin ilmu dan menjadikan sampah ini sebagai sumber dan media belajar mereka. Program Tatanen di Bale Atikan itu orientasinya mengarah ke sana. “Kan sangat solutif, botol plastik dan sampah plastik bisa jadi ecobrick dan dibuat kursi. Sehingga kita tidak usah pusing mikirin kekurangan kursi di sekolah. Saya akan minta sekolah-sekolah minimal punya satu kelas yang kursinya berasal dari ecobrick, biar hemat APBD tidak harus membeli kekurangan kursi,” ujar Purwanto.

Doktor Administrasi Pendidikan UPI ini menyebut, jika program yang ia rancang berhasil, sampah plastik yang mencemari tanah dan air di lingkungan bisa berkurang. Saat ini SMPN 1 Pasawahan sudah memiliki 64 buah kursi ecobrick atau setara dengan 2 kelas. SMPN 10 Purwyakarta 32 buah atau setara satu kelasu sedangkan SMPN 2 Pasawahan baru menghasilkan 3 set yang terdiri dari 4 kursi 1 meja dalam satu setnya. (gan)

Related Articles

Back to top button