Mengejar Simulasi UNBK
NAIK PERAHU : Siswa SMPN satap 1 Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, naik perahu menuju tempat simulasi UNBK di SMAN 1 Sukasari.
Siswa SMP Harus Naik Perahu 1,5 Jam
PURWAKARTA, RAKA – Demi mengikuti simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sejumlah pelajar Sekolah Menengah Pertama satu atap (SMPN satap) 1 Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, rela naik perahu menuju tempat digelarnya simulasi UNBK di SMAN 1 Sukasari.
Menurut salah satu guru SMP satap 1 Parungbanteng, Ahmad Robani, para pelajar terpaksa harus menumpang di SMAN 1 Sukasari untuk mengikuti simulasi UNBK. Karena jika simulasi UNBK digelar di SMP satap 1 Parungbanteng sering terjadi gangguan sinyal. “Saat ini kan musim hujan, kalau simulasinya digelar di sekolah sering terjadi gangguan sinyal akibat listrik yang selalu mati,” kata Ahmad, Senin (2/3).
Saat disinggung soal menggunakan perahu, Ahmad mengaku, tak ada transportasi lain, pasalnya akses jalan di Desa Parungbanteng yang masih hancur jadi susah dilalui kendaraan. “Di Purwakarta kan ada aturan kalau pelajar dilarang menggunakan motor, nah kalau pake mobil jalannya kan rusak parah, ya nggak ada alternatif lain jadi kita pakai perahu,” ungkapnya.
Dijelaskan Ahmad, dengan menggunakan perahu sebenarnya lebih lama dibandingkan menggunakan mobil angkutan. Namun tidak ada mobil kalau di Desa Parungbanteng dan ditambah ketika musim hujan seperti sekarang ini jalannya menjadi licin. “Kalau pakai perahu bisa satu setengah jam, sedangkan pake mobil bisa satu jam. Ya tapi kalau musim hujan kaya gini mah mobil sulit sampai, karena jalannya rusak dan licin,” jelasnya.
Aktivis muda NU Purwakarta, Anas Ali Hamzah mengatakan, kondisi tersebut harus benar-benar jadi perhatian bagi pemerintah. Fasilitas internet di Purwakarta harus sampai ke pelosok, sehingga akses informasi bisa diterima dengan cepat dan proses pengembangan dunia pendidikan bisa lebih cepat. “Ini jadi PR buar pemerintah. Jangan dibiarkan. Internet harus masuk sampai ke pelosok,” tegasnya. (gan/jn/zie)