Mengenal Abses Payudara
PURWAKARTA, RAKA – Abses payudara adalah peradangan (bengkak,kemerahan) atau benjolan yang terbentuk di payudara yang berisi nanah dan terasa nyeri dan panas. Abses umumnya disebabkan oleh bakteri. “Abses payudara umumnya dialami oleh wanita mulai dari 18 sampai 50 tahun, dan kerap kali pada ibu yang sedang menyusui, kadang abses merupakan komplikasi dari mastitis (Infeksi payudara),” ujar Riston Regor S, salah satu Dokter Umum di RS MH Thamrin Purwakarta, kepada Radar Karawang, Selasa (26/3).
Ia menyampaikan, ibu menyusui yang menderita infeksi payudara dan abses disarankan untuk tidak terus menyusui bayinya. “Dokter sebaiknya menyarankan menggunakan pompa ASI dari payudara yang terkena abses,” ujarnya.
Riston mengatakan, abses payudara juga sering terjadi pada wanita dengan berat badan berlebihan, memiliki payudara besar, atau wanita yang kurang menjaga kebersihan. Gejala-gejala yang sering terjadi pada abses payudara diantaranya adanya demam tinggi, tampak benjolan yang berwarna kemerahan disekitar payudara, benjolan terasa panas dan nyeri, badan terasa menggigil kadang disertai mual dan muntah, kulit disekitar abses membengkak.
Penyebab abses payudara biasanya akan dihubungkan dengan mastitis atau dikenal sebagai suatu peradangan/infeksi yang umumnya dijumpai pada ibu yang menyusui. Mastitis dapat juga menyebabkan payudara membengkak dan nyeri disebabkan oleh kuman staphylococcus aureus, yang masuk ke dalam jaringan payudara melalui luka kecil pada puting, yang kemudian berkembang secara tidak terkontrol. “Dimana sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap proses infeksi bakteri, dimana sel darah putih menyerang bakteri pada jaringan tubuh yang terinfeksi dan mati, sehingga muncul kantong yang berongga kecil yang berisi nanah, dan nanah muncul karena adanya campuran dari jaringan tubuh yang mati, sel-sel darah putih dan bakteri. Jika proses tersebut tetap berlangsung maka benjolan dapat semakin membesar,” ujarnya.
Faktor-faktor resiko yang menyebabkan abses payudara antara lain, puting yang terluka atau tergaruk,penindikan puting susu, menyusui dengan tidak sesuai dan waktu menyusui yang kurang lama sehingga terjadi penumpukan air susu, menggunakan bra yang terlalu ketat, pernah mengidap mastitis, pada wanita yang perokok, mengidap diabetes dan terinfeksi virus HIV.
Sementara, langkah untuk mendiagnosis pasien yang diduga mengidap abses payudara adalah segera melakukan pemeriksaan fisik pada benjolan ke dokter. Jika belum dapat memastikan diagnosa, melakukan pemeriksaan USG. Dari hasil pemeriksaan USG dapat dipastikan benjolan merupakam abses atau bukan serta mendapatkan informasi mengenai jumlah kantung di dalam benjolan. “Sebagian besar kasus abses payudara dipicu oleh mastitis, yaitu peradangan pada payudara, untuk mengobati mastitis umumnya hanya menggunakan antibiotik. Dan apabila sudah menjadi abses, selain antibiotik cairan nanah juga perlu dikeluarkan dengan membuat sayatan untuk mengeluarkan nanah dari dalam abses yamg dikenal dengan tindakan insisi dan drainase,” ujarnya. (gan)