Musim Kemarau, Kualitas Sayuran Menurun
TRANSAKSI : Pedagang Pasar Leuwipanjang saat melakukan transaksi.
PURWAKARTA, RAKA – Musim kemarau memicu kenaikan harga untuk beberapa jenis sayuran. Distribusi air menjadi salah satu pemicu naiknya harga, tak hanya itu kekurangan air membuat kualitas sayuran berkurang.
Seperti yang terlihat di pasar tradisional Leuwi Panjang (Pasar Senen). Di pasar tersebut, kacang panjang mengalami kenaikan harga setelah sebelumnya mencapai Rp8 ribu per kg kini menjadi Rp20 ribu per kg.
Selain itu, kenaikan harga juga terjadi pada kentang, dari yang semula harga paling tinggi Rp10 ribu per kg, kini menjadi Rp14 ribu per kg. Labu siyam dari yang semula di kisaran Rp4 ribu sampai Rp5 ribu per kg kini menjadi Rp10 ribu per kg.
Salman, seorang pedagang sayur mengatakan, kenaikan harga juga terjadi pada cabai merah. Asalnya harga cabai merah dijual dengan harga kisaran Rp25 ribu per kg. Namun, harga cabai merah kemudian naik menjadi Rp35 ribu per kg dan dalam waktu singkat kini harganya sudah mencapai Rp45 ribu per kg. “Kangkung juga sama, harganya ikut naik. Untuk kangkung dikurangi ikatannya, namun harga tetap sama,” terang Salman, kepada wartawan, Minggu (15/09).
Padahal, lanjutnya, biasanya dengan harga Rp1.000, konsumen bisa memperoleh kangkung dengan isi yang lebih banyak di setiap ikatannya. “Ya mau gimana lagi? kalau dinaikan banyak konsumen yang komplain, jadi dikurangi saja per ikatan kangkungnya biar konsumen membeli dengan harga yang sama,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan, naiknya harga sayuran di musim kemarau itu dikarenakan petani harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk menyiram tanamannya. Sebab, di saat musim kemarau seperti sekarang, pasokan air menjadi terbatas. “Meski harganya naik, kualitas sayuran sekarang ini justru malah turun,” terangnya.
Keterbatasan air juga, lanjutnya, berdampak pada sayuran yang membuat sayuran menjadi mudah layu. Bahkan, ada petani yang memanen sayurannya lebih cepat dari waktunya untuk menghindari tanaman mati akibat kekeringan.
Di sisi lain, Nia, pedagang asal Pasar Rebo mengatakan, banyak pelanggan komplain dikarenakan cabai yang dia jual tidak terasa kepedasannya. “Gimana mau pedas, cabai masih muda sudah dipanen, untuk menghindari kekeringan,” terangnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, pelanggannya juga mengeluh karena harga sejumlah komoditas sayuran naik. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena kenaikan harga itu sudah terjadi dari pedagang di pasar induknya. “Di pasar induk naik, kita gak bisa berbuat apa-apa. Jadi ya ikut harga pasar aja untuk jualannya,” pungkasnya. (ris)