PURWAKARTA

Pabrik Teh Sindangpanon Tertua di Purwakarta

PERTAHANKAN TRADISI: Meski zaman sudah berubah, namun pengolahan teh di Desa Sindangpanon, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, masih tetap mempertahankan proses pembuatan secara tradisional.

PURWAKARTA, RAKA – Di tengah perubahan zaman yang semakin modern, pabrik teh di Desa Sindangpanon, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, tetap mempertahankan proses pembuatan teh secara tradisional.
Pabrik teh yang dikelola CV Bubut Sanjaya Mandiri tersebut telah ada sejak 1970. Saat ini perusahaan tersebut dikendalikan H Asep Haspuloh (40), pemilik pabrik generasi kedua. Asep mengatakan, dirinya merupakan generasi kedua produsen teh yang masih menggunakan cara tradisional di Kaki Gunung Burangrang tersebut.
Dikatakannya, pabrik ini dirintis orang tuanya sejak tahun 1970 dan masih bertahan dengan cara produksi teh secara tradisional. “Bisa dibilang ini merupakan pabrik teh tertua di Kabupaten Purwakarta,” kata Asep, saat ditemui di pabrik teh miliknya, Kamis (4/11).

Dia menjelaskan, sebelum dipasarkan, produksi teh hijau ini melewati beberapa proses. Tahap pertama adalah pelayuan. Di tahap ini, daun teh yang telah dipetik akan didiamkan di wadah besar. “Proses pelayuan memakan waktu 2 sampai 3 jam. Daun teh akan dikeringkan dengan udara panas untuk mengurangi kadar air. Sehari bisa 4-8 ton daun teh yang dikeringkan,” ujarnya.
Setelah daun teh kering, selanjutnya dialirkan melalui conveyor untuk selanjutnya masuk ke tahap penggilingan. “Dalam satu jam, biasanya ada 30 hingga 50 kg daun teh kering yang siap digiling. Pada tahap ini, daun teh akan dihancurkan agar mudah digulung. Prosesnya memakan waktu dua jam,” ujarnya.

Tahap terakhir adalah storasi yang bertujuan memisahkan jenis daun teh dari serat dan tulang. Proses di sini memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan pekerja pabrik benar-benar memastikan teh yang siap dikemas memiliki kualitas baik dan sesuai dengan standar.
“Proses storasi itu untuk membentuk grade, membersihkan daun teh dari tulang dan serat, serta menentukan mutu. Teh yang dihasilkan pada proses ini grade-nya beda-beda,” jelas Asep.

Setelah proses storasi selesai, selanjutnya teh akan dikemas dalam karung berukuran besar. Setelah itu teh tinggal menunggu pengiriman. “Dalam sebulan rata-rata teh yang dikirim ke konsumen mencapai 50 ton. Untuk pengiriman teh dari pabrik ini dikirim ke Sukabumi, Garut, bahkan sampai ke Jawa Tengah,” pungkasnya. (gan)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button