Pangkalan Gas Elipiji Dipalak

Oknum Catut Nama Polisi
PURWAKARTA, RAKA – Pengelola pangkalan gas elpiji 3 kilogram di Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta didatangi sekelompok masyarakat yang mengaku-ngaku wartawan. Mereka datang mengenakan baju bertuliskan Police memaksa meminta uang sebesar Rp300.000.
Mereka berdalih uang tersebut akan dipergunakan untuk sumbangan acara halal bihalal kantor kepolisian di Purwakarta. Jika tidak memberikan, maka mereka mengancam akan melaporkan penyaluran gas melon yang selama ini dituding tidak tepat sasaran. “Mereka datang hari Selasa kemarin. Karena saya gak punya uang, saya kasih saja Rp100.000. Awalnya mereka tidak mau, minta Rp300.000 sambil memberikan saya kwitansi. Setelah saya kasih mereka langsung pergi,” ujar Soni, pengelola pangkalan elpiji 3 kilogram di wilayah Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Kamis (2/7).
Ia mengatakan, para oknum masyarakat yang datang itu juga mengistilahkan pimpinannya dengan sebutan kanit, layaknya seorang kepala unit anggota kepolisian. Bahkan, mereka juga bersikap layaknya penegak hukum dari cara bicara dan bertingkah laku, selain mengaku Buser. “Tiba-tiba saja datang dan mengintrogasi, yang introgasi itu katanya kanit-nya. Mereka memanggilnya kanit, gitu. Kemudian ujung-ujungnya minta sumbangan. Katanya, sumbangan itu wajib untuk acara halal bihalal di kantor polisi. Ada tiga orang datang ke saya sisanya nunggu di mobil. Ya, mereka ngakunya dari Buser, bajunya juga pake baju bertuliskan police. Tapi mereka wartawan. Saya juga gak ngerti tuh,” tambah Soni.
Dihubungi terpisah, Paur Humas Polres Purwakarta, Ipda Tini Yutini menegaskan tidak ada kegiatan halal bihalal di wilayah Polres Purwakarta. Jikapun ada pihaknya tidak mungkin meminta sumbangan kepada masyarakat. “Tidak, tidak ada, kemarin HUT Bhayangkara juga dilakukan secara virtual. Kami sedang melakukan penyelidikan terhadap oknum itu,” tegasnya. (gan)