Pasar Lokal Keramik Mulai Diincar
DIJEMUR : Gerabah keramik Plered saat proses pengeringan dengan dijemur. Kini kerajinan itu mulai merambah pasar lokal karena pasar luar negeri yang biasa menjadi tujuan ekspor terhenti akibat corona.
Ekspor Terhenti Karena Corona
PURWAKARTA, RAKA – Seiring lesunya pesanan keramik dari luar negri akibat pandemi Covid-19. Para perajin gerabah keramik Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta mulai sasar pasar lokal.
“Sejak terjadi pandemi Covid- 19, otomatis semua pesanan atau pengiriman keramik ke luar negeri terpaksa terhenti, otomatis hal tersebut membuat para perajin putus asa. Namun, alhamdulilah pesanan dari lokal ramai lagi, dan terus meningkat,” ungkap Candra (34), salah satu perajin keramik Plered.
Saat ini, kata Candra, pesanan keramik berasal dari sejumlah pembeli dari berbagai kota di Jawa Barat dan Jakarta bahkan hingga Bali terus mengalir.
Pada Umumnya, kata dia, jenis keramik yang dipesan berupa alat rumah tangga hingga aksesoris rumah pribadi. “Kalau lokal itu kebanyakan kebutuhan rumah tangga dan aksesoris rumah, seperti pot, ulekan, celengan, keperluan taman dan lainnya,” kata Candra.
Dirinya menambahkan, berbeda dengan pasar luar negeri, umumnya pembeli memesan keramik hias dengan kualitas dan bahan no 1, seperti jenis guci serta hiasan atau keramik yang berpungsi untuk pajangan.
Sementara, pasar lokal lebih ke jenis keramik yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari- hari dan harganya pun lebih ke kelas menengah ke bawah. “Tapi dari pada ke luar negeri gak ada, mending seperti sekarang, setiap hari pesanan ada saja, seperti ke Jakarta dan kota tetangga lainnya,” katanya.
Sementara, Eman, salah satu pengusaha keramik yang biasa menjual keramik dengan pasar luar negeri mengaku turut terdampak penyebaran Covid- 19. Selain terkait ekspor keramik terhenti sejumlah pameran atau event pada tahun ini terpaksa ditunda.
Padahal, menurutnya, pameran merupakan momen paling ditunggu untuk memasarkan keramik kepada calon pembeli, karena di sana banyak turis yang hadir. “Di awal tahun saya sudah mempersiapkan diri akan mengikuti pameran pada Maret kemarin, tapi ditunda dan saya tidak kirim barang ke luar negeri karena tak ada calon pembeli,” keluhnya.
Dirinya mengaku produksi keramik interior atau barang fungsi dan hias seperti guci yang biasa di ekspor sempat berhenti. Eman pun kemudian terpaksa membidik pasar lokal untuk sementara agar usaha miliknya tetap produksi. “Sebetulnya saya kurang paham betul di pasar lokal, tapi situasi pada waktu itu memaksa mencoba peruntungan di pasar lokal agar para perajin dapat kembali produksi,” ungkapnya. (gan)