Tujuh Petani Disambar Geledek
CILAMAYA KULON, RAKA – Jelegeerr! Kilatan petir tiba-tiba menyambar tujuh petani yang tengah berteduh di bawah pohon. Mereka semuanya terpental. Satu orang meninggal dunia seketika, sisanya tak sadarkan diri.
Hujan petir yang terjadi pada Selasa (6/11) siang, ternyata menimbulkan korban jiwa. Ketika petir menyambar, tujuh buruh tani tersebut tengah berteduh di bawah pohon gempol di area pesawahan Dusun Cilayar, Desa Tegalurung, Kecamatan Cilamaya Kulon. Saat mereka tengah mengangkut gabah hasil panen.
Kilat diiringi suara kencang tersebut membuat para buruh tani itu terpental dari tempat duduknya masing-masing, kala petir menghantam pohon tempat mereka berteduh sekitar pukul 14.30 WIB. Satu orang tewas seketika, semantara sisanya pingsan.
Amud (50), korban selamat mengatakan, saat kejadian dirinya bersama rekan-rekannya bernama Katar (45) Nanang (44), Sidi (33), Warpin (55), Alex (45) dan Alim (20). Posisinya saat itu sudah basah kuyup akibat guyuran hujan, karena sebelumnya ia bersama rekan-rekannya tengah mengarungi gabah sudah dipanen.
Karena hujan semakin besar, Amud cs akhirnya berteduh di bawah pohon. Dia tidak menyangka petir langsung menyambar pohon tempatnya berteduh, sampai-sampai ia dan kawan-kawannya terpental lebih 3 meter. Begitu petir menghantam, seketika itu juga ia tidak ingat apapun. Ketika sadar, Amud langsung bangun dan meminta pertolongan. Sementara rekan-rekannya yang lain masih belum sadarkan diri.
Dari seluruh korban, Amud bisa dibilang paling bernasib baik. Karena hanya pingsan saja. Yang lainnya shock berat, ada yang badan kaku, ada yang penglihatannya terganggu, serta ada yang pendengarannya terganggu. Sedangkan satu rekannya bernama Katar meninggal dengan kondisi sekujur tubuhnya dipenuhi lumpur akibat terpental. “Semuanya dari (warga) Desa Sukamulya pak. Yang lain shcok berat dan badan kaku, kalau saya masih Alhamdulillah,” katanya.
Setelah kejadian tersebut, Amud meminta bantuan kepada warga untuk mengevakuasi korban lainnya. Ia juga mengantarkan pulang satu per satu rekannya. Sementara jenazah Katar langsung dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Dusun Prako RT 12/04 Desa Sukamulya. “Setelah kejadian saya langsung ikut evakuasi korban lainnya,” katanya.
Salah seorang warga Desa Sukamulya, Cahyono mengetakan, saat kejadian, semua korban terpental ke irigasi dan nyungsep. Beruntung dari sejumlah korban yang berlindung di bawah pohon gempol, satu orang bernama Amud tidak bisa langsung meminta pertolongan. Sementara saat evakuasi, sejumlah warga mengangkat para korban dengan terpal karung seadanya untuk kemudian diangkut dengan mobil bak terbuka.
Kata anggota BPD Sukamulya ini, semua korban tidak ada yang dilarikan ke klinik, tapi langsung dibawa ke tukang pijat. Sedangkan korban meninggal dunia, Katar, terdapat luka memar seperti bekas kesetrum. Setelah dipijat, korban yang sebelumnya sempat terganggu pendengaran dan penglihatannya berangsur kembali normal.
Korban meninggal bernama Katar meninggalkan dua orang anak dan satu istri yang menangis histeris saat tahu suaminya meninggal terkena sambaran petir. (rud)