Pesanan Pot Bunga Kembali Turun
PERAJIN GERABAH : Perajin gerabah tengah memproduksi gerabah.
PURWAKARTA, RAKA – Paska adanya pandemi covid 19, kerajinan kriya sempat digandrungi masyarakat lokal, terutama untuk keramik jenis hias, salah satunya pot bunga. Namun kini penjualan pot bunga berangsur turun, atau kembali normal.
Hal itu diakui salah seorang pelaku usaha gerabah keramik Asep Supriatna (40) saat ditemui di tempat produksinya berlokasi di Desa Anjun, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Rabu (17/3). “Iya, sekarang penjualan pot bunga turun kembali kisaran 1.500 picis per bulan, kisaran itu normal,” ujar dia.
Padahal kata dia, sebelumnya permintaan pot bunga ukuran 7 sampai 40 sentimeter cukup tinggi, bisa mencapai dua kali lipat. Saking tingginya, ia mengaku sampai menambah para perajin untuk memenuhi kebutuhan para konsumen. “Ketika mengalami peningkatan, saya menjual pot bunga itu 3.000 picis per bulan, sampai menambah perajin sebanyak 6 orang,” kata Asep.
Kondisi itu, ia mengaku bertahan sekitar satu tahun. Penurunan mulai terasa memasuki awal 2021 dan hingga saat ini juga permintaan belum lagi meningkat. “Namanya juga usaha, ada naik turunnya. Tapi mudah-mudahan saja nanti ada peningkatan lagi,” ucap dia.
Adapun tujuan pengiriman kebanyakan ke luar kota, seperti Bandung, Jakarta, dan Bogor. Penurunan penjualan pot bunga itu juga diakui Kepala UPTD Pengembangan Sentra Industri Keramik Plered, Kabupaten Purwakarta, Mumun Maemunah. “Masa pandemi memang menjadi berkah para perajin, permintaan pot bunga sangat tinggi, tapi sekarang kembali turun, artinya kembali normal,” ujar dia.
Meski begitu, pihaknya tak hentinya promosikan keramik berbahan dasar tanah liat ini, termasuk pot bunga. Bahkan, saat ini ia mengaku tengah melakukan penelitian tanah berlokasi tak jauh dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cikolotok untuk pembuatan wadah emas, yang dipesan asal Sukabumi. “Desainnya sudah ada sesuai permintaan, bahkan sudah diujicoba juga tanah liat itu kuat untuk menahan panas laser,” kata Mumun. (gan)