PMII Bentuk Kader Milenial yang Religius
PURWAKARTA,RAKA – Demi jalannya roda organisasi dan kaderisasi. Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Persiapan STIE Dr Khez Muttaqien menggelar Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba).
Menurut Ketua Komisariat Persiapan STIE Dr Khez Muttaqien, Mapaba merupakan sebuah proses kaderisasi pertama atau masa orientasi PMII kepada mahasiswa sebagai langkah awal untuk masuk menjadi anggota PMII.
Mengusung tema ‘Menumbuhkan Peran dan Fungsi Mahasiswa yang Berlandaskan Aswaja di Era Milenlial’ diikuti 21 orang mahasiswa yang terdiri dari Kampus STIE dr Khez Muttaqien sebanyak 18 orang dan dari Kampus STKIP Purwakarta sebanyak 3 orang. “Kegiatan Mapaba dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Ilmi Jalan Terusan Kapten Halim Cihuni-Purwakarta, dimulai sejak tiga hari kemarin,” ujarnya.
Menurut Ketua Pelaksana Mapaba Irman Sahrul, Mapaba merupakan sebuah kaderisasi yang merupakan ujung tombaknya oraganisasi. Kegiatan itu juga dilakukan karena posisi strategis dan pentingnya peran dan fungsi mahasiswa sebagai agent of change yang harus berlandaskan aswaja. “Mahasiswa notabene adalah agen perubahan diharapkan mampu melakukan inovasi dan kreativitas dalam melakukan perubahan yang positif,” ujarnya.
Perubahan tersebut, tambahnya, dapat diraih apabila mahasiswa mempunyai wadah untuk menyalurkan potensi diri, minat bakat dan sebagainya, dan wadah itu salah satunya adalah PMII. “Sangat penting bagi mahasiswa berorganisasi di luar kampus. Selain untuk belajar, menggali potensi diri, menambah ilmu pengetahuan dan wawasan hal ini juga dapat memperluas jaringan dan sahabat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PMII Cabang Purwakarta Dede Jamaludin menyatakan, PMII adalah organisasi kader yang berideologikan ahlussunnah wal jama’ah dan berasaskan Pancasila.
Menurutnya PMII adalah tempat yang tepat bagi mahasiswa untuk belajar tentang nilai-nilai keislaman dan kebangsaan serta PMII mampu mencegah faham-faham radikal yang akan mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Rapublik Indonesia (NKRI). “Kenapa kegiatan Mapaba ini dilakukan di Pondok Pesantren ? karena dari pesantrenlah mahasiswa akan memperoleh ilmu agama dari sumber yang jelas agar terhindar dari faham-faham radikal tersebut,” katanya.
Dia juga melanjutkan, ciri khas dari PMII, selain menanamkan nilai-nilai spiritual, melalui aktivitas-aktivitas di dalamnya. Secara dialektis diharapkan mampu membentuk pola pikir yang mengarah pada kesadaran mahasiswa akan tanggung jawabnya di dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa, bernegara dan agama.
Sementara itu, dalam sambutan penutupan Mapaba Ustad Somad menyatakan, kegiatan Mapaba dan berorganisasi sangat penting. Begitu pentingnya berorganisasi dan manfaat yang akan dirasakan ketika nanti dihadapkan oleh realitas keidupan di masyarakat. “Terus semangat dan terus gali potensi diri dalam organisasi yang sahabat-sahabat pilih karena manfaatnya yang begitu besar,” paparnya. (ris)