Pulang Sekolah, Adria Gembala Sapi
PURWAKARTA, RAKA – Di usia pelajar dan masih asyik bermain, siswa SMPN Satu Atap 2 Parungbanteng, harus berjuang mencari nafkah.
Bocah beranjak remaja yang kini berusia 14 tahun itu bernama Adria Hasanudin. Ia harus membagi waktu antara sekolah dan bekerja. Usai pulang sekolah, Adria langsung menggembala sapi.
Ia mulai menggembala sapi sejak kelas 5 SD. Usahanya berawal saat dirinya memelihara sapi punya orang hingga mendapatkan bagian. Kini Adria sudah memiliki 4 ekor sapi.
Selepas sekolah Adria bergegas mengeluarkan sapinya, tak peduli cuaca panas maupun hujan. “Sepulang sekolah saya langsung ngangon (menggembala) sapi. Ada 8 ekor sapi yang saya angon, empat punya saya dan sisanya punya orang lain yang dititip ke saya untuk dipelihara. Jadi gak bisa main kayak temen-temen kalau pulang sekolah karena harus ngangon sapi,” ucapnya, Rabu (1/2).
Ibunya hanya bekerja kuli serabutan di sawah. Sementara ayahnya sudah lebih dari lima tahun meninggal dunia karena sakit. “Saya ngangon sapi selepas pulang sekolah, tapi kadang-kadang sapi saya bawa ke dekat lingkungan sekolah agar pas jam istirahat bisa saya awasi,” ucapnya.
Menurut Adria, semua ini dilakukannya agar bisa terus melanjutkan sekolah. Jika sewaktu-waktu membutuhkan biaya bisa menjual sapinya. Remaja yang berdomisili di Kampung Cibodas Desa Parungbanteng, Kecamatn Sukasari itu merupakan anak kedua tiga bersaudara dari pasangan Anah dan almarhum Hasan.
Setiap hari, ia menggembala sapi dengan mengenakan seragam sekolah. Meski begitu, dirinya tidak malu. Bahkan menurutnya, menggembala sapi justru mendapat banyak dukungan termasuk dari teman-temannya.
Terpisah, Kepala SMPN Satap 2 Parungbanteng Mokhamad Aripin mengatakan, kegiatan ini disebutnya sebagai bagian dari pendidikan vokasional, pendidikan di luar lingkungan sekolah yang menunjang kemampuan diri. “Saat ini jarang menemukan anak-anak mau menggembala hewan ternak. Biasanya anak-anak seusia Adria itu pulang sekolah terus bermain,” kata pria yang akrab disapa Ipin itu.
Dia menyebut, ketika anak-anak menggembala hewan ternak milik tetangganya ini, proses pembelajaran seperti ini sangat penting agar generasi muda terlatih mengolah sumber-sumber ekonomi sehingga dapat melahirkan nilai tambah bagi diri dan keluarganya.
“Tentu saja tidak hanya sekadar memenuhi kesenangan, memilihara hewan ternak juga akan bernilai ekonomi dalam bentuk investasi jangka panjang,” ucapnya.
Ipin menambahkan, bagi anak yang masih duduk di bangku pendidikan, memelihara hewan ternak semisal kambing ataupun sapi, sesungguhnya menjadi salah satu media pembelajaran objektif dan terpakai.
Anak dapat belajar menyalurkan hobinya, sekaligus belajar mencari uang dalam bentuk investasi jangka panjang dan tentunya juga melatih sang anak untuk hidup mandiri. “Dapat dikatakan bahwa belajar memelihara sapi dan hewan ternak lainnya merupakan media untuk melatih kemandirian anak,” imbuhnya. (gan)