PURWAKARTA

Purwakarta Siaga Bencana

PURWAKARTA, RAKA – Memasuki musim penghujan, Purwakarta dihantui bencana alam terutama longsor. Oleh karenanya seluruh warga diminta untuk selalu waspada dengan bencana yang kapan saja bisa terjadi itu.

Belum lama ini, sudah ada wilayah yang telah mengalami bencana tanah longsor. Lokasinya, di Kampung Krajan, Desa Salam Jaya, Kecamatan Pondoksalam. Di wilayah itu, ada tiga rumah yang tergerus tanah longsor. Bahkan, hingga menimbulkan empat korban jiwa.

Kepala Dinas Pemadan Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibiesono mengatakan, bencana alam akibat pergerakan tanah ini bisa saja terjadi di wilayah lainnya. Karena jika menilik dari kontur tanah di beberapa wilayah di Purwakarta terdiri dari tanah lempung. “Hampir seluruh wilayah di 17 kecamatan yang ada, berpotensi terjadi pergerakan tanah. Saat ini, kami tingkatkan statusnya menjadi siaga,” ujar Wahyu, Kamis (29/11).

Dia menuturkan, wilayah rawan longsor ini berada di daerah perbukitan yang kontur tanahnya jenis lempung. Sehingga, saat diguyur hujan, tanah tersebut bisa menjadi medan luncur.

Lebih lanjut dia menjelaskan, di Purwakarta terdapat tiga jenis zona gerakan tanah. Yakni, zona biru yang dikenal dengan kerentanan gerakan tanah rendah, Zona Kuning atau kerentanan gerakan tanah sedang), serta Zona Mereh atau kerentanan gerakan tanah tinggi. “Dari semua wilayah ini, yang diwaspadai adalah zona merah dan kuning. Untuk wilayah zona merah hampir merata di seluruh kecamatan yang ada,” jelasnya.

Sebagai antisipasi bencana, pihaknya telah menguatkan koordinasi dari tingkat RT sampai bupati. Bila terjadi bencana, pihaknya sudah menyiapkan logistik, tim SAR, serta tagana. ‘Tentu tak lupa, kami juga akan bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk bahu-membahu mengatasi masalah secara bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, pihaknya meminta supaya para kepala pemerintahan tingkat bawah untuk lebih tanggap bencana. Mengingat, wilayahnya merupakan salah satu daerah di Jabar yang rawan bencana alam. “Sebagai bagian dari antisipasi, para kades/lurah dan camat ini diminta untuk tanggap bencana. Apalagi, saat ini telah memasuki pergantian musim (kemarau ke hujan),” ujarnya.

Anne menjelaskan, di wilayah kerjanya, ada tiga bencana alam yang paling diantisipasi. Yakni, tanah longsor, puting beliung dan banjir. Untuk itu, memasuki musim penghujan, harus ada antisipasi sejak dini. Supaya, bisa meminimalisir dampak dari bencana alam tersebut. “Semua kades/lurah dan camat, harus siaga bencana di wilayah masing-masing,” tegasnya.
Anne mengatakan, untuk bencana banjir sebenarnya nyaris tidak ada wilayah yang rawan. Kalau pun ada, itu adalah banjir cileuncang yang diakibatkan adanya drainase yang tersumbat sampah.

Sedangkan, untuk wilayah yang rawan longsor, itu ada beberapa kecamatan yang paling diantisipasi. Terutama, di wilayah Selatan atau daerah pegunungan. Semisal, Kecamatan Pondoksalam, Bojong, Darangdan dan Wanayasa. Hal itu, merujuk pada kejadian yang kerap terjadi di wilayah-wilayah tersebut. “Yang paling kita waspadai adalah tanah longsor,” pungkas Ambu. (gan)

Related Articles

Back to top button