Rahasia Labschool UPI jadi Sekolah Penggerak

PURWAKARTA, RAKA – Sekolah Penggerak merupakan program hasil kerja sama antara Kemendikbud dan pemerintah daerah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik, yang diawali dengan sumber daya manusia yang unggul, terutama pada kepala sekolah dan guru.
Program Sekolah Penggerak mempunyai visi dengan prinsip profil pelajar pancasila yang memiliki karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri.
Sekolah Penggerak sendiri berfokus pada proses yang berujung pada kualitas kepemimpinan sekolah tersebut.
Setiap sekolah berhak untuk menjadi sekolah penggerak, untuk menjadi sekolah penggerak diperlukan empat kriteria utama diantaranya hasil belajar, lingkungan belajar, pembelajaran, dan refleksi diri dan pengimbasan.
Labschool UPI Purwakarta di Jl Veteran Gg Mawar II No 8 Purwakarta, merupakan satu-satunya sekolah dasar swasta yang lulus seleksi menjadi Sekolah Penggerak di Purwakarta. Labschool Purwakarta yang menjadi sekolah penggerak yang dapat dibilang sekolah yang baru dirintis, bahkan tingkatan kelas siswa saja baru sampai dengan kelas 5 SD.
Sekolah dasar ini menjalani seleksi dengan 41 sekolah swasta lainnya dan 413 sekolah negeri, namun hanya Labschool dari sekolah swastanya dan 19-22 sekolah dasar negeri yang lulus menjadi Sekolah Penggerak.
Kepala Sekolah Labschool Purwakarta Asep Nurhuda mengatakan, supaya ingin menjadi atau mengiring sekolah menjadi Sekolah Penggerak, harus memiliki gagasan ide yang kuat.
Bukan dari besar kecilnya sekolahnya, bukan dari mewah tidak sekolahnya, bukan dari banyak sedikitnya siswa yang dimiliki sekolah tersebut, namun dari bagaimana kepala sekolah membawa sekolah kedepannya. “Gagasan ide bukan sesuatu yang akan dilakukan, namun sesuatu yang telah dilakukan dan bagaimana sekolah tersebut menjaga program tersebut tetap berjalan,” ujarnya.
Dari yang disampaikannya, kunci utama supaya dapat menjadi Sekolah Penggerak mulai dari manajemen sekolah, salah satunya dalam Penguatan SDM. Penguatan SDM pada sekolah merupakan hal sangat penting untuk menopang dan meningkatkan visi dan misi dari sekolah.
SD Labschool UPI Purwakarta ini memiliki kelas bilingual (kelas Bahasa Inggris) dan kelas ICT (kelas komputer). Namun, tidak memiliki fasilitator/guru yang relevan pada bidangnya.
Maka, dirinya berinisiatif mengajukan kepada KPPS supaya adanya fasilitator yang relevan sesuai dengan bidangnya, seperti fasilitator billing harus dari lulusan pendidikan bahasa inggris.
Yang kedua, menjalankan program-program. Program-program yang dilakukan seperti Program Budidaya Literasi Pojok Baca yang dilakukan setelah Salat Duha selama 15 menit. Dengan langkah awal mempersilahkan peserta didik membawa buku baca favoritnya masing-masing untuk dibaca, setelah itu secara perlahan ditujukan kepada buku bacaan yang memiliki bobot pendidikan.
Selain itu, Program MDA atau sekolah agama. Sekolah agama yang diterapkan di Labschool merupakan program yang tidak wajib untuk diikuti oleh seluruh peserta didik, hanya untuk memenuhi permintaan orang tua bagi yang memiliki keinginan anaknya untuk sekolah agama.
Dia menjalankan program ini dengan melakukan kerja sama terhadap Yayasan Agama. Dengan memanggil seseorang fasilitator yang berprofesional di bidang agama ke sekolah Labschool, sehingga sekolah agama dapat dilakukan juga di sekolah tersebut.
Tidak lupa juga menjalankan program-program yang diberikan oleh Dinas Pendidikan, seperti Program 7 Poe Atikan Purwakarta, sekolah ramah anak, literasi numerasi tahfidz dan outing class.
Tidak Lepas dari hal tersebut, kemampuan kepemimpinan dan memiliki ide serta pengetahuan yang luas dalam bidang pendidikan dan pengorganisasian menjadi salah satu hal yang penting. (rbd)