
PURWAKARTA, RAKA – Pasangan suami istri dari Mustakin, 61 tahun, dan Idoh, 43 tahun, asal Kampung Parapatan RT18, RW09, Desa Selawai, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta, rela menjual aset demi sang buah hati sembuh dari penyakit hidrosefalus.
Anak bungsu mereka mengidap hidrosefalus sejak usia delapan bulan. Penyakit itu akibat penumpukan cairan di dalam otak yang mengganggu fungsi saraf. Keluarga pun sudah berbagai upaya untuk mengobati sang anak.
“Saya rela menjual mobil dan aset lainnya demi biaya pengobatan,” ujar Idoh kepada Radar Karawang, beberapa hari lalu.
Baca Juga: Buang Jarum Suntik Sembarangan Bisa Bikin Trauma Fisik
Pada usia tiga tahun, anak tersebut sempat menjalani operasi pemasangan Ventriculoperitoneal (VP) Shunt di RS Hasan Sadikin Bandung. Operasi tersebut bertujuan mengalirkan cairan otak ke rongga perut untuk menurunkan tekanan.
Namun pasca operasi, kondisi mental dan perilaku sang anak berubah drastis. Ia menjadi agresif dan sering merusak barang, bahkan membahayakan orang sekitar.
Baca Juga: Rombongan Wartawan Serbu Rumah Mantan Loper Koran
Kondisi itu menambah kesedihan keluarga Mustakin dan Idoh. Mereka terpaksa mengikat kaki anaknya agar tidak merusak barang dan membahayakan orang lain.
“Kadang kami terpaksa mengikat kakinya untuk keselamatan bersama,” ucap Idoh.
Keterbatasan ekonomi membuat keluarga ini tidak mampu melanjutkan pengobatan. Mirisnya, Mustakin yang merupakan tulang punggung keluarga kini juga menderita stroke akibat tekanan psikis yang berkepanjangan. Sehingga, hal itu membuat Idoh harus merawat dua orang sekaligus.
Tonton Juga: DIFABEL BERHAK BAHAGIA
Baru-baru ini, kondisi keluarga tersebut mendapat perhatian dari komunitas sosial Bela Purwakarta. Menindaklanjuti laporan warga, pendiri komunitas Aa Komara bersama sejumlah anggota mengunjungi rumah keluarga Mustakim.
“Anak ini harus mendapat pengobatan lanjutan. Kami berharap Pemerintah Kabupaten Purwakarta, bahkan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, dapat memberikan perhatian serius,” ujar Aa Komara.
Sebagai bentuk kepedulian, Bela Purwakarta turut memberikan sejumlah bingkisan kepada keluarga tersebut. Komunitas ini juga menyatakan akan terus mengawal dan membantu keluarga Mustakim. (yat)