Rusuh, Pedemo Dipukul Mundur
PURWAKARTA,RAKA – Ratusan personel gabungan TNI-Polri kerja keras untuk menghalau pedemo yang rusuh di Lapangan Batalyon Armed 9 Pasopati Kostrad.
Pantauan Radar Karawang, para pedemo terlihat sangat sangar untuk bisa menerobos barikade yang dijaga oleh TNI-Polri. Bahkan untuk memukul mundur para pedemo, TNI-Polri yang melakukan pengawalan dan pengamanan terpaksa harus menyemprot pedemo dengan semburan air.
Ternyata aksi tersebut merupakan simulasi pengamanan pemilu 2019. Pasalnya tidak lama lagi pemilu di Purwakarta bahkan serentak se Indonesia akan digelar.
Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad Mayjen TNI Agus Rohman, mengatakan, latihan ini digelar untuk memastikan kesiapan, sekaligus menangkal segala potensi ancaman yang mungkin terjadi. “Sebentar lagi kan kita memiliki presiden dan legislatif, nah simulasi ini dalam rangka untuk menghadapi pesta demokrasi tersebut,” katanya.
Sebagai aparat TNI dan Polri, tambahnya, sudah menjadi kewajiban untuk bisa menjaga kelancaran pemilu. Selain itu, lanjut Jendral Bintang dua itu, simulasi ini juga untuk menjaga sinergitas TNI-Polri dalam menghadapi kemungkinan yang terjadi pada saat pelaksanaan pesta demokrasi tersebut. “Sesuai dengan amanat undang-undang, TNI bisa memberikan bantuan kepada kepolisian dan pemerintah daerah jika dibutuhkan. Dengan simulasi ini kita bisa perhatikan supaya tahu tugas tanggung jawabnya Kapan TNI memberikan bantuan ke kepolisian dan ada prosedurnya yakni kepolisian meminta bantuan kepada kami,” kata Mayjen TNI Agus.
Dikatakannya, supaya tidak terjadi salah prosedur, maka dengan simulasi ini upayakan sesuai dengan ketentuan yang ada. “Pada intinya, simulasi latihan ini memberikan pembekalan pemahaman kepada kita semuanya bagaimana menghadapi ancaman yang mungkin kita hadapi saat pemilu nanti,” ujarnya.
Di tempat yang sama, komandan Resimen Armed 2/1 Kostrad, Kolonel Arm Yuniar Dwi Hantono, mengatakan, simulasi latihan diikuti personel dari berbagai satuan, seperti dari Batalyon Armed 9 Pasopati Kostrad, Kodim 0619 Purwakarta, Polres Purwakarta, Brimob Subden 3 den c Pelopor Purwakarta, serta instansi pemerintah seperti Damkar dan Satpol PP Kabupaten Purwakarta. “Skenario simulasi diantaranya berkaitan dengan penanganan potensi unjuk rasa,” jelasnya.
Tim gabungan kemudian berupaya melakukan pengendalian massa, termasuk dengan menggunakan kendaraan taktis seperti water cannon untuk menghalau massa. “Selain itu, upaya pencegahan serta deteksi gangguan keamanan juga dilaksanakan dengan patroli gabungan Babinsa serta Bhabinkamtibmas,” jelasnya.
Danmen mengatakan, pada dasarnya sinergitas semua lembaga diperlukan dalam mengamankan agenda politik yang akan digelar dalam waktu dekat. Hal itu diperlukan mengingat pengamanan tidak bisa hanya mengandalkan satu instansi saja. “Tadi sudah ada gambaran, bagaimana Prajurit TNI dan Polri dalam hal ini Babinsa dan Babinkamtibmas bersinergi melakukan tindakan-tindakan pengamanan, di antaranya melakukan patroli wilayah untuk menciptakan situasi yang kondusif yang dilakukan secara bersama-sama,” ujar Yuniar. (gan)