SD Mau Digusur, Orangtua Menolak
BAKAL DIGUSUR: Gedung SDN 1 Malangnengah, Kecamatan Sukatani, terancam dibongkar karena terlintasi pembangunan jalur kereta cepat Bandung-Jakarta. Namun para orangtua siswa menolak dipindahkan karena belum ada gedung penggantinya.
Minta Dibuatkan Gedung Baru Dulu
PURWAKARTA, RAKA – Terlintasi pembangunan jalur kereta cepat Bandung-Jakarta, gedung SD Negeri 1 Terpadu Malangnengah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, terancam dibongkar.
Meski program pemerintah, namun pembongkaran sekolah itu ditenolak orangtua murid lantaran mereka menuntut agar tersedia dulu bangunan baru. “Kami ingin selesaikan dulu gedung sekolah barunya, agar proses belajar mengajar berjalan kondusif,” ujar Lia (29), orangtua murid yang ditemui di sekitar lingkungan sekolah, Kamis (28/11).
Dia mengatakan, warga sudah lama mengetahui rencana pembongkaran sekolah. Pengukuran lahan juga sering dilakukan oleh pengembang proyek Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC).
Namun, kemarin pemindahan kegiatan belajar mengajar ke tempat lain begitu mendadak, sehingga menjadi perhatian masyarakat sekitar.
“Kemarin ada musyawarah di sini karena dalam waktu dekat kegiatan belajar mengajar harus pindah ke aula desa atau ke sekolah lain,” tambahnya.
Menurut Lia, para orangtua siswa tidak mau seperti itu, karena takut tidak kondusif dan anak-anak kami malah kurang efektif sekolahnya. “Selesaikan dulu lah gedung sekolah barunya,” tandasnya.
Dihubungi terpisah, Kepala SDN 1 Terpadu Malangnengah Asep Somantri membenarkan jika sekolah yang dipimpinnya terdampak pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Dia juga membenarkan adanya pro dan kontra di tengah kalangan masyarakat. Namun sejauh ini telah dikomunikasikan, serta mencari jalan keluarnya. “Memang harus direlokasi, tapi warga tidak menerima begitu saja,” ujarnya membuka pembicaraan.
Asep menjelaskan, masyarakat tidak setuju bukan tanpa alasan. Sebab pada 2017 lalu lapangan sepakbola yang terdampak pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, hingga kini belum diganti. Padahal pihak pengembang berjanji akan mengganti fasilitas olahraga itu. Namun janji baru sekedar janji.
Tahun ini, sambungya, warga kembali dihadapkan dengan satu permasalahan yang tidak jauh beda. Kemungkinan katanya, warga khawatir jika hal serupa kembali terulang. “Makanya mereka minta pembangunan sekolah baru diselesaikan dulu. Jika sudah selesai maka akan pindah,” tuturnya.
Dijelaskannya pula, sekolahnya berdiri di atas lahan seluas 3.000 meter dengan jumlah 14 ruang kelas. Gedung sekolah baru kabarnya akan dibangun di lahan milik desa yang dipinjamkan ke Pemkab Purwakarta, dan akan diganti pada tahun anggaran 2020.
Sementara murid yang sekolah di SD Negeri Terpadu 1 Malangnengah sebanyak 261 siswa SD, 59 siswa SMP dan 23 sekolah TK.
Rencananya, di lahan baru tersebut akan dibangun gedung sekolah sebanyak 12 kelas. Karena siswa SMP sudah dipindahkan ke SMPN 3 Sukatani. “Sementara untuk siswa SD masih dalam tahap pembahasan baiknya bagaimana. Tapi memang harus direlokasi karena belajar di sana sudah tidak kondusif,” pungkasnya. (gan)