Seleksi PPNPNS Bawaslu Janggal
PURWAKARTA, RAKA – Tes Penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PPNPNS) Sekretariat Bawaslu yang digelar beberapa waktu kemarin menuai polemik. Pasalnya ada salah seorang peserta yang merasa dirinya dijegal untuk tidak lolos seleksi.
Widdy Apriandi peserta PPNPNS Sekretariat Bawaslu mengatakan, bahwa ia merasa dimudahkan saat wawancara, hal tersebut terlihat dari gestur omongan Kasek Cepi yang waktu itu menjadi penguji. “Saat wawancara soal integritas saya tidak ditanya apapun. Karena saat itu Cepi mengutarakan bahwa saya sudah terukur untuk urusan integritas,” terangnya.
Bahkan, tambahnya, Cepi pula yang menegaskan, saat wawancara kalau nilai tertinggi CAT akan menjadi pertimbangan utama. “Namun Cepi juga menegaskan bahwa itu semua pimpinan yang memutuskan. Itu keputusan pimpinan,” cetus widdy.
Sementara itu R Tjetjep Saefulloh, Ketua DPW Jaringan Pengawas Kebijakan Pemerintah (JPKP) menegaskan kasus tersebut terdapat hal yang tidak benar. “Siapa yang tidak kenal kapasitas dan kualitas Widdy,” jelasnya.
Menurut Tjetjep, terlalu bodoh menyingkirkan Widdy dengan cara seperti itu. Ia bahkan menjelaskan bahwa Widdy adalah seorang kutu buku, intelektualitasnya terjaga, pengalaman organisasi bagus. Apalagi pernah jadi staf ahli Panwas. “Saya yakin dia mestinya diterima. Gak mungkinlah kalau penilaiannya objektif dia tidak lolos. Hampir 100% persyaratan soal kompetensi, wawasan, komitmen, terpenuhi dan bisa dipastikan paling unggul,” katanya.
Tjetjep punya penilaian lain. Dia menduga bahwa tidak lolosnya Widdy merupakan rancangan sejak awal mula tes tersebut dibuka. “Dugaan saya sejak awal memang dirancang untuk tidak lulus, melihat pola ‘kejahatan’ dalam rekrutmen di Purwakarta, bisa saja ini ujung-ujungnya jual beli kursi staf Bawaslu. Kan tidak ada makan siang yang gratis,” jelasnya.
Tjetjep meminta agar masalah ini dibuka apa adanya ke publik. “Dokumen hasil proses seleksi mesti dibuka ke publik. Sehingga kejanggalan yang tidak masuk akal ini tidak menjadi fitnah,” jelasnya. (ris)