PURWAKARTA

Si Garang Penyuka Sayuran

TERNAK IGUANA: Husen Tri Putra (24), warga Kampung Mulyasari, Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, menunjukan iguana ternakannya.

Budidaya Iguana Menjanjikan

PURWAKARTA, RAKA – Siapa yang tidak tahu iguana. Kelompok kadal yang paling besar dan berasal dari Amerika ini termasuk ke dalam family iguanidae yang hampir seluruhnya dijumpai di daerah itu. Iguana tergolong hewan yang unik, ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya termasuk juga makanannya.

Iguana hijau pada umumnya memiliki tubuh panjang yang ditutupi sisik kasar berwarna hijau. Hewan ini memiliki kaki yang pendek dengan lima jari kaki dan cakar yang tajam untuk memanjat. Bukan hanya itu saja, iguana hijau memiliki gigi yang cukup tajam. Tubuh iguana hijau juga ditumbuhi duri yang memanjang dari kepala hingga ekor. Panjang tubuh iguana hijau dapat mencapai 180 cm hingga 215 cm.

Kekinian, banyak yang menyukai iguana. Bahkan komunitas pecinta reptil tumbuh subur di berbagai daerah. Jika jeli, ini adalah peluang bisnis yang menggiurkan. Seorang pemuda bernama Husen Tri Putra (24), warga Kampung Mulyasari, Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, meraup untung jutaan rupiah per bulan dari kegemarannya memelihara iguana.

Pengalamannya beternak reptil itu berawal dari hobi sejak tahun 2014. Awalnya, dia membeli seekor anak iguana lewat media sosial Facebook dari Surabaya seharga Rp400 ribu. Selang beberapa bulan, iguana yang dipelihara tumbuh besar dan dijual seharga Rp600 ribu kepada teman sesama pecinta reptil. Nilai jual iguana yang cukup tinggi, membuat otak bisnisnya jalan. Ia mulai berpikir untuk beternak sendiri iguana di pekarangan rumahnya. Dari tahun 2018 di sangkar berukuran 2×1 meter, Husen sudah berhasil mengembangbiakan 100 ekor iguana. “Awalnya dari hobi. Saya dapat iguana dari beli ke peternak iguana dari Surabaya pelihara sampai besar, kemudian ada yang minat, saya jual 600 ribu rupiah. Akhirnya saya kepikiran untuk ternak iguana,” ungkapnya.

Awal mula mengembangkan usaha ternak iguana tidak berjalan mulus. Pasalnya telur-telur iguana sering gagal menetas. Namun, hal tersebut tak menyurutkan semangat Husen untuk belajar menjadi peternak iguana. “Awalnya hanya delapan telur yang menetas dari 34 telur, karena indukannya masih baru pertama kali bertelur,” jelas pria yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Iguana Purwakarta.

Belajar dari peternak asal Cirebon dan Bogor, serta beragam referensi media internet, buku dan pengalaman pecinta iguana, Husen terus mengulik cara pengembangbiakan iguana. Ia pun akhirnya berhasil mengembangbiakan iguana dari proses kawin, pembuahan, bertelur hingga menetas. “Awalnya sulit sekali cara agar telur iguana menetas. Pertama kali, telur-telur iguana hanya menetas delapan telur saja. Sekarang 99 persen menetas semua,” imbuhnya.

Proses yang paling sulit adalah menentukan suhu penangkaran telur dalam inkubator. Jika suhu terlalu rendah atau tinggi, bisa-bisa telur gagal menetas. Dalam inkubator berukuran 1×0,6 dengan kapasitas telur 500 telur. Proses penetasan telur memakan waktu hingga 78 hari. Di dalam kandungan selama dua bulan setengah. Harga iguana yang dia tawarkan bervariasi. Dari mulai Rp400 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung ukuran dan keunikan iguana. Jenis iguana yang dia koleksi yaitu iguana biru, hijau dan merah. Setahun, Husen bisa menjual 35 ekor iguana.

Selama ini, Husen memasarkan koleksi puluhan ekor iguana melalui media sosial dan pasar hewan ataupun lewat komunitas. Dari jejaring melalui Facebook, tawaran dari berbagai daerah di luar Jawa dan berbagi daerah di Jawa Barat terus mengalir. “Selama ini saya pasarkan lewat Fecebook, temen-temen terdekat ataupun di tempat-tempat keramaian. Pasaran iguana sedang terbilang tinggi, karena salah satu hewan asli dari Benua Amerika. Saya kirim melalui jasa ekspedisi dengan dikemas dengan aman, hingga sampai ke pembeli dengan selamat,” terangnya. (psn)

Related Articles

Back to top button