![](https://sp-ao.shortpixel.ai/client/to_auto,q_glossy,ret_img/https://radarkarawang.id/wp-content/uploads/2025/02/hl1-4.jpeg)
PURWAKARTA, RAKA – Para petani ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Jatiluhur harus menelan pil pahit atas peristiwa yang dialaminya.
Pasalnya, ribuan ikan di KJA tersebut mengalami kematian massal sehingga menyebabkan kerugian bagi para petani ikan di wilayah ini. Tak tanggung-tanggung, petani ikan tersebut harus kehilangan belasan ton ikan dan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah, Jum’at (7/2).
Kematian ikan massal ini terutama terjadi di Blok 7 sekitar Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Pantauan di lokasi hampir di semua KJA yang ada di blok tersebut, ikan-ikannya mengambang dalam kondisi sudah mati.
Para petaninya terlihat tengah berupaya memisahkan ikan yang mati ke kolam yang sudah disediakan agar tidak tercemar ke perairan Waduk Jatiluhur.
Salah satu petani ikan KJA, Martina (46) mengaku bahwa peristiwa ini sudah terjadi sejak beberapa hari kebelakang. Dia menyebut bahwa fenomena ini disebabkan oleh cuaca buruk yang mengakibatkan langit mendung tanpa henti.
Baca Juga : Sebulan Kebutuhan Darah Mencapai 2 Ribu Kantong
Tanpa sinar matahari, suhu air waduk menurun drastis, menyebabkan arus air yang kotor dari dasar waduk naik ke permukaan.
Diketahui, proses tersebut disebut Up-welling atau Umbalan, menciptakan perbedaan suhu yang cukup signifikan antara lapisan air, sehingga memicu kematian ikan.
“Sudah tiga hari terakhir ini, ikan mulai naik ke permukaan, mati. Karena angin kan ini, jadi ikan pada mabok terus mati,” ucap Martina, saat ditemui di lokasi, Jumat (7/2).
Martina tak menyangka, cuaca buruk ini membuat ia kehilangan ikan sebanyak 13 ton, yang mengakibatkan kerugian hingga Rp400 juta.
Menurutnya, bukan di KJA miliknya saja yang ikannya mengalami hal tersebut, tetapi ada ratusan petani ikan lainnya juga mengalami hal serupa, yakni kematian massal ikan akibat cuaca buruk.
“Jenis ikan yang mati massal sebagian besar adalah ikan mas, seharusnya ikan tersebut sudah siap panen. Tapi karena musibah, kami jadi rugi hingga ratusan juta,” ucapnya. (yat)