PURWAKARTA

Tempat Esek-esek jadi Wisata Religi

RAMAI: Suasana di taman depan Tajug Gede dipadati pengunjung. Mereka datang dari berbagai daerah untuk melihat keindahan air mancur di Tajug Gede saat malam hari.

PURWAKARTA,RAKA – Siapa yang tak tahu Cilodong, Kabupaten Purwakarta. Dulunya lokasi ini menjadi tempat transaksi esek-esek. Di sepanjang jalan yang berada di perbatasan Purwakarta dan Karawang itu banyak ditemui sejumlah warung yang penerangannya hanya menggunakan lilin, diduga menjajakan PSK kala itu.

Seiring berjalannya waktu, warung remang-remang di sepanjang jalur itu pun berangsur hilang ditertibkan Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Kini, wilayah Kecamatan Bungursari itu disulap menjadi destinasi wisata religi lewat Tajug Gede Cilodong yang dibuat dan ditata dengan indahnya. Tajug Gede Cilodong menjadi ikon baru di Purwakarta. Keindahan taman-taman menambah kecantikan tajug. Apalagi saat ini telah hadir Taman Air Mancur Welas Asih di kawasan tajug sehingga jadi magnet baru untuk kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat ini.

Masyarakat dari berbagai daerah termasuk Karawang datang ke lokasi ini, terutama di akhir pekan. Antrean panjang dari arah Karawang sudah terjadi sejak pintu keluar Tol Cikopo. Mereka penasaran ingin melihat keindahan Tajug Gede. “Pengen lihat, soalnya lihat postingan teman-teman bagus, ada taman dan air mancurnya,” kata Wahyudi (38), pengunjung asal Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang.

Tak sendiri, dia datang ke Tajug Gede mengajak anak dan istrinya. Menurutnya, Tajug Gede bisa menjadi tempat wisata andalan, murah meriah dan tak jauh dari rumahnya. “Daripada yang jauh, mending ke sini saja, murah meriah,” tuturnya.

Sejak diresmikan pada akhir 2019, banyak kalangan memanfaatkan lokasi ini untuk beribadah sekaligus berwisata. “Alhamdulillah, yang biasanya jamaah Salat Magrib hanya 10 orang, sekarang safnya jadi penuh,” ujar penggagas Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi, belum lama ini.

Dedi menjelaskan, penataan kawasan Tajug Gede Cilodong tidak saja difokuskan pada fungsi tempat peribadahan besar. Tapi, didorong juga terhadap nilai konservasi, edukasi, budaya, pertanian hingga rekreasi. “Lokasi ini menjadi kawasan serba guna. Di depan, kita punya masjid besar berikut ruang pertemuan. Di belakangnya, kita bangun kawasan hijau, taman dan sarana edukasi pertanian dan budaya. Di bagian depan, kita juga bangun taman indah berikut air mancurnya,” pungkasnya. (asy/gan)

Related Articles

Back to top button