Usir Tikus, Kerahkan Burung Hantu
BASMI HAMA TIKUS: Burung hantu kini dikembangbiakan di Purwakarta. Burung jenis tersebut diternak untuk membasmi hama tikus di area pesawahan. Inovasi tersebut terinspirasi dari Kabupaten Karawang yang lebih dulu telah mengembangkan siklus alami pembasmi hama tikus di area pertanian.
PURWAKARTA, RAKA – Burung hantu saat ini sudah jarang. Namun belakangan mulai dikembangbiakan. Burung tersebut kini dijadikan pembasmi hama tikus alami. Bahkan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta mulai melakukan uji coba di area persawahan Tegal Onder milik Pemkab Purwakarta, Senin (23/8). Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Sri Jaya Midan mengatakan, uji coba ini dilakukan setelah sebelumnya melakukan studi banding ke Kabupaten Karawang yang telah sukses mengendalikan hama tikus melalui perkembangbiakan burung hantu.
Adapun teknisnya, membuat sarang burung hantu terbuat dari kayu, kemudian bambu sebagai penopang dari sarang itu sendiri. Burung hantu nantinya bakal bersarang kemudian berkembangbiak. Tikus-tikus yang ada di area persawahan bakal dibasmi oleh burung hantu itu dan hama tikuspun dapat diminimalisasi.
“Uji coba di Tegal Onder ini kita pasang di lima titik dulu, kalau sukses baru kita kembangkan di wilayah lain. Mudah-mudahan metode ini berhasil seperti di daerah tetangga,” kata Midan.
Salah satu jenis burung yang dikembangbiakan adalah jenis tyto alba atau serak Jawa, karena predator alami bagi hama tikus di lahan pertanian. Alasan dipilihnya jenis tyto alba, lanjut Midan, karena jenis ini sekarang sudah dibudidayakan untuk mengendalikan tikus. “Jenis ini juga memiliki tubuh besar. Sehingga sangat ditakuti tikus,” imbuhnya.
Menurutnya, tikus pada skala kecil mungkin bukan termasuk binatang yang merugikan. Tetapi, apabila jumlahnya mencapai ratusan, ribuan atau bahkan puluhan ribu akan menjadi binatang yang dapat merusak lahan pertanian dan merugikan petani.
Sehingga, hama ini harus segera dikendalikan. Jika tidak, keberadaan tikus akan mengancam keberlangsungan hasil pertanian. “Dua bulan lalu di Kecamatan Campaka lima hektare sawah puso akibat hama tikus, jadi harus benar-benar dikendalikan agar tidak kembali terulang,” kata Midan. (gan)