PURWAKARTA

Wabah Tahunan Selalu Berulang

FENOMENA TAHUNAN: Petani ikan jaring apung di Waduk Jatiluhur Purwakarta merugi akibat ikan yang mereka tebar mati mendadak. Kejadian tersebut bukan kali pertama, karena tiap cuaca buruk hampir selalu terjadi fenomena serupa.

Petani Ikan Sudah Diingatkan tak Tebar Benih Dulu

PURWAKARTA, RAKA – Ratusan ton ikan tawar kolam jaring apung (KJA) di Waduk Ir Djuanda (Jatiluhur) Purwakarta mati massal. Imbasnya, para petani pembudidaya ikan itu merugi puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Cuaca buruk yang terjadi beberapa pekan terakhir mengakibatkan tanah yang berada di dasar air naik kepermukaan. Fenomena ini biasa disebut umbalan arus balik.

Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta Ade Muhammad Amin mengaku, sebenarnya dinasnya sudah memprediksi akan datangnya fenomena umbalan tersebut. Hal itu, berkaca dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya.
“Sebenarnya, kami telah mengeluarkan imbauan kepada para pelaku KJA. Dan biasanya juga mereka sudah mengetahui jika datang musim penghujan tidak boleh untuk menanam ikan dahulu dan mesti melakukan panen lebih awal,” ujarnya.

Ade menjelaskan, ikan-ikan ini mati karena kekurangan oksigen. Menurut dia, pembudidaya ikan di Jatiluhur tak seharusnya merugi bilamana mengindahkan surat imbauan pihaknya. Adapun isi dari imbauan tersebut menerangkan supaya petani tak melakukan penanaman benih ikan saat datang musim penghujan. “Kita sudah diprediksi. Ini berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya,” bebernya.

Terkait kejadian tersebut, Ade mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Kepala UPTD Perairan Umum Jatiluhur. Saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan jumlah petani ikan keramba yang terdampak. Berdasarkan data di Diskanak, KJA di Waduk Jatiluhur seluruhnya ada 30 ribuan. Hal ini merujuk pada program Citarum Harum dan Diskanak masuk ke dalam satgas.
“Masih kami lakukan validasi berapa-berapanya. Yang jelas tidak semua KJA. Hanya di sebagian wilayah dan mayoritas ada di Kecamatan Tegalwaru, Sukasari dan Sukatani. Kalau di Jatiluhur sebagian kecil,” pungkasnya.

Beberapa hari terakhir perairan waduk Jatiluhur bergelombang dan berbagai endapan di dasar waduk naik ke permukaan yang menyebabkan ribuan ikan di keramba jaring apung danau Jatiluhur mati mendadak. Salah satu petani ikan di Danau Jatiluhur, Edo Junaedi mengatakan, ikan-ikan yang ditanamnya mati semua.

Dikatakannya, peristiwa tersebut membuat para petani jaring apung terpaksa membuang ikan mati dari tengah keramba ke sisi danau agar tidak mencemari air. Namun ada pula petani yang melakukan panen dini untuk menyelamatkan ikan yang masih hidup.

Akibat kejadian ini, harga ikan menjadi anjlok dan para petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Kondisi tersebut sudah terjadi sejak awal pekan kemarin. Namun puncaknya terjadi pada hari Minggu lalu. (gan)

Related Articles

Back to top button