PURWAKARTA, RAKA – Puluhan warga Kampung Bojong, Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan Purwakarta, mengancam akan melakukan demonstrasi besar-besaran terkait adanya rencana penutupan jalur perlintasan kereta api yang berada di wilayah tersebut. Pasalnya, warga menilai bahwa rencana penutupan yang dilakukan oleh PT KAI tersebut dilakukan secara sepihak tanpa adanya pemberitahuan dan solusi yang diberikan terhadap warga sekitar.
Pantauan Radar Karawang di lokasi, terlihat sejumlah spanduk milik PT KAI yang berisikan rencana penutupan perlintasan yang akan berlangsung pada (30/10) telah terpasang di sejumlah tempat. Puluhan warga setempat tengah berkumpul karena merasa tidak terima atas adanya rencana tersebut.
Salah seorang warga, Sopandi (60) mengatakan bahwa dirinya bersama seluruh warga merasa keberatan atas adanya rencana penutupan tersebut. Sebab, jika penutupan tetap dilakukan, hal tersebut akan berdampak terhadap warga setempat.
“Ya jelas, kita warga tidak setuju dan merasa keberatan karena ini akses jalan utama yang biasa dilalui oleh warga,” ujarnya, Selasa (29/10).
Seorang pria yang merupakan Warga RT 12 RW 5 tersebut juga mengungkapkan bahwa selain akan menyulitkan aktivitas warga, pihak PT KAI tidak memberikan informasi kepada warga terkait adanya rencana penutupan perlintasan. Sehingga, hal itu menyulut kemarahan warga.
“Padahal dulu sekitar tahun 2017 kalo gak salah kita sudah sepakat ini dijadikan perlintasan, sekarang tanpa ada pemberitahuan tiba-tiba mau ditutup. Harusnya kan ngobrol dulu solusinya seperti apa,” ungkap Sopandi.
Sopandi menegaskan bahwa jika penutupan tersebut tetap dilakukan, dirinya bersama seluruh warga akan melakukan aksi penolakan.
“Lihat saja besok pagi, kita semua akan disini, kita tidak setuju dan akan melakukan aksi dengan damai dan kondusif,” tegasnya.
Sementara itu, ketua RW setempat, Dedi Sunardi mengatakan bahwa dengan ditutupnya perlintasan kereta api dekat stasiun Purwakarta tersebut, warga akan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
“Banyak warga yang nganter anaknya sekolah, kalau ini ditutup yang tadinya kita cuma mau kesitu harus muter dulu jalan dua kilo kesana,” ujarnya.
Dedi menambahkan bahwa warga menginginkan adanya solusi yang diberikan oleh pihak PT KAI terkait adanya rencana penutupan perlintasan jalur kereta api tersebut.
“Kita pengen ada solusi, harusnya kan badami dulu, ngobrol dulu. Ini mah kan gak ada pemberitahuan sama sekali,” tambahnya.(yat)