Uncategorized

Puskesmas Klari Gencar Kampanye Kesehatan

KLARI, RAKA – Kesehatan merupakan hal utama yang paling dibutuhkan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sedikitnya ada 3 program yang dijalankan oleh UPTD Puskesmas Klari.

Kasubag TU UPTD Puskesmas Klari, Salon menyampaikan, berjalan sampai saat ini adalah program Outbreak Response Immunization (ORI) difteri ke berbagai sekolah. Puskesmas menyasar para siswa di setiap sekolah dari mulai TK hingga SMA untuk diberi vaksin difteri. Proram tersebut telah memasuki tahun ketiga, adapun pada tahun ini telah berlangsung sejak bulan September lalu. “Sampai bulan ini masih berjalan, sementara belum ada kasus-kasus khusus yang ditemukan, paling kalau siswanya lagi sakit tidak diberi vaksin dulu,” tuturnya, kepada Radar Karawang, Senin (1/10).

Salon menambahkan, program lainnya adalah program keluarga sehat (KS), dimana para petugas Puskesmas mendatangi rumah-rumah penduduk untuk meninjau kesehatan setiap anggota kepala keluarga (KK). Berdasarkan data dari program KS, banyak ditemukan masyarakat yang belum sadar pentingnya kesehatan lingkungan, contohnya banyak rumah yang belum memiliki fasilitas MCK. Selain itu banyak pula para pendatang yang tidak punya perhatian terhadap kesehatan lingkungan. “Masalah jamban kami selalu memberi penyuluhan sembari pendataan. Dari program ini juga banyak ditemui masalah inveksi saluran pernafasan akut (ISPA), Karawang kan kawasan indunstri, banyak polusi,” terangnya.

Mengenai ISPA, petugas bagian penanganan penyakit menyular, Moch. Entus Kurtubi Zainudin mengatakan, mungkin yang temuan programn KS di lapangan yang dimaksud oleh Kasubag TU adalah fenomena ISPA yang menjangkit balita. ISPA sendiri merupakan istilah umum, salah satu yang termasuk kategori di dalamnya adalah penyakit Tuberkulosis (TB). “Kalau orang dewasa sih semua juga ISPA. Karena merokok, kopi, alkohol, polusi. Kalau yang lagi ngetren di sini (pelayanan penyakit menular) penyakit TB,” jelasnya.

Entus menyampaikan, banyaknya pasien TB yang mendatangi puskesmas dilatarbelakangi intruksi Kementerian Kesehatan agar pasien TB lebih dahulu ditangani oleh puskesmas. “Karena yang di rumah sakit dirujuk semua ke Puskesmas, itu program pemerintah, jadi pasien membludak. Dalam sehari hampir 4 atau 5 pasien yang datang, baik pasien baru maupun rujukan,” tutur Entus.

Entus juga menerangkan, kebanyakan penyakit TB disebabkan penularan oleh anggota keluarga dalam satu rumah yang lebih dulu terjangkit TB. Apabila imunitas tubuh lemah maka akan mudah tertular TB melalui kontak fisik, tidur dan makan bersama, serta interaksi yang intens. Selain itu penyebab Tb adalah polusi di lingkungan kerja. “Kalau yang kerja di pabruk kenapaparan bahan kima, atau misalnya kerja berkenaan dengan bangunan tiap hari menghirup abu dan semen, tidak pakai APD, ditambah pola makan 4 sehat 5 sempurna tidak dijaga, kan otomastis bisa terjangkit TB,” terangnya.

Entus juga mengaku, puskesmas telah menggalakan program promotor kesehatan (promkes), dimana penyuluhan disebarluaskan pada agenda minggon kecamatan, minggon desa, pengajian, dan posyandu. Ia mengimbau, apabila masyarakat menemukan gejala 3B segera datang ke puskesmas untuk pemeriksaan. “Yang bawa anak atau cucu siapa tahu mereka menderita TB. Segera periksa ke Puskesmas, minimal mereka menerima nasihat,” imbaunya.

Selain ORI Difteri dan KS, tengah berjalan juga program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis). Dokter Herlita selaku petugas prolanis mengatakan, Prolanis ini menyasar pasien penderita diabetes dan darah hypertensi. Program ini telah berjalan sejak tahun 2014 dengan peserta saat ini mencapai 36 orang. “Kita biasanya kegiatan setiap bulan, hari Rabu di minggu kedua untuk penyuluhan, pemeriksaan dan senam, dan minggu keempat untuk pemberian obat,” jelasnya.

Salah satu peserta prolanis, Hani (54) mengaku, telah mengikuti program prolanis sejak 2 tahun yang lalu. Hani yang menderita diabetes ini juga mengatakan, selama mengikuti prolanis gula darahnya dapat dikontrol dan kegiatan program berjalan lancar. “Sebulan sekali senam, terus dikasih obat untuk sebulan, biayanya mah ditanggung BPJS,” tuturnya. (mg)

Related Articles

Back to top button