
radarkarawang.id – Langkah gemulai Naftaly Aqueena Hermawan, atau Queena, di atas panggung menorehkan prestasi membanggakan bagi seni tradisional Indonesia. Di usianya yang baru sepuluh tahun, siswi kelas 4 SD ini sukses menyabet gelar Juara 1 sekaligus Juara Umum Tingkat Nasional dalam perlombaan tari Jaipong. Sang ibu, Iyus Fransiska, mengungkapkan kebahagiaan yang tak terkira atas pencapaian putrinya.
Queena diketahui bersekolah di SDN Nagsari VI, tempat ia juga mendapatkan dukungan penuh untuk bakatnya. Ibunda Queena, Iyus Fransiska, bercerita bahwa menari Jaipong sudah menjadi passion utama putrinya. Iyus Fransiska menuturkan, “Jaipong termasuk hobi banget bagi Queena,” karena melihat putrinya selalu antusias saat berlatih.
Ketekunan dan semangat Queena dalam melestarikan tarian tradisional memang patut diacungi jempol. Dari hobinya itu, ia berhasil mencapai puncak prestasi. Queena meraih Juara 1 dan Juara Umum Tingkat Nasional, yang merupakan bukti nyata dari hasil kerja kerasnya selama ini.
Momen pengumuman juara merupakan saat paling mengharukan bagi Iyus Fransiska. Sebagai ibu, ia menyatakan bahwa perasaannya campur aduk, didominasi oleh rasa bangga yang luar biasa. “Tentunya saya merasa bangga atas prestasi yang sudah diraih Queena,” ujar Iyus Fransiska, menyampaikan rasa syukurnya yang mendalam atas keberhasilan sang putri.
Meskipun bangga, Iyus Fransiska selalu menanamkan nilai kerendahan hati kepada putrinya. Ia tidak ingin Queena berorientasi pada kemenangan semata. Iyus Fransiska menjelaskan bahwa ia selalu berpesan agar Queena tidak menaruh harapan terlalu tinggi untuk menjadi juara saat berkompetisi.
Ia berulang kali mengingatkan Queena untuk fokus pada kualitas penampilannya, bukan hasil akhir perlombaan. “Kamu harus berikan penampilan terbaik jika di atas panggung,” katanya memberikan wejangan. Sang ibu menambahkan bahwa gelar juara adalah bonus atau rezeki yang mengikuti usaha maksimal.
Pesan ini juga berfungsi sebagai bekal mental yang kuat bagi Queena. Iyus Fransiska menuturkan bahwa ia selalu menjelaskan kepada putrinya, jika tidak meraih juara bukan berarti penampilannya tidak bagus. Ia berkata, “Kalaupun tidak juara, itu bukan karena penampilan kamu tidak bagus, namun kamu belum maksimal latihannya.”
Dukungan penuh selalu diberikan oleh Iyus Fransiska kepada putrinya. Ia mengungkapkan bahwa dirinya sebagai ibu selalu siap memberikan sokongan penuh, baik secara materi maupun alokasi waktu. Dukungan ini dianggap krusial untuk perkembangan bakat Queena.
Bahkan, Iyus Fransiska sebagai seorang karyawan swasta, rela berkorban waktu dan pekerjaan demi mendampingi sang putri. “Meskipun saya juga seorang karyawan swasta, saya selalu ambil cuti jika Queena ada perlombaan di luar kota,” jelasnya, menunjukkan totalitasnya dalam mendampingi dan mendukung Queena.
Dengan segala prestasi yang telah diukir, Iyus Fransiska memiliki harapan besar untuk masa depan putrinya. Harapan utamanya, Queena dapat terus melestarikan warisan budaya tradisional. “Harapan saya semoga Queena selalu melestarikan budaya tradisional, khususnya Tari Jaipong,” ucap Iyus Fransiska penuh harap.
Iyus Fransiska berharap agar langkah Queena dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak Indonesia lainnya. Ia menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga warisan budaya bangsa agar kesenian tradisional terus berkembang dan tidak punah.
Selain dari keluarga, Iyus Fransiska menyebutkan adanya dukungan signifikan dari pihak sekolah Queena. Ia mengungkapkan bahwa selama ini pihak sekolah turut mendukung secara material. Ia terangkan, “Selama ini yang support Queena dari pihak sekolah berupa materi untuk tambahan biaya pelatihan.”
Dukungan materi tersebut diberikan terutama pada saat Queena meraih Juara 1 FLS2N tingkat Kabupaten. Bantuan dari SDN Nagasari VI ini membuktikan bahwa lembaga pendidikan juga berperan aktif dalam memajukan talenta terbaik, Naftaly Aqueena Hermawan, di panggung seni nasional. (uty)