Di Kotabaru Harga Gabah Rp3.900
Sugianto
KOTABARU, RAKA – Pada saat musim penen raya kemarin. Harga gabah di wilayah Kecamatan Kotabaru selalu menurun, dari awal panen Rp5.200 per kilogram turun sampai Rp3.900 per kilogram.
Kepala UPTD pengelolaan Pertanian Kotabaru Sugianto mengatakan, dari luas lahan sebanyak 1.254 hektare area pesawan di wilayahnya. Semuanya ditanami padi dan petani bisa mendapatakn hasil pada saat musim panen. “Awal panen tanggal 22 Maret 2020 lalu,” ujarnya, kepada Radar Karawang, Selasa (12/5).
Ia menambahkan, untuk awal penen harga gabah bisa dinilai bagus. Sebab mencapai sebesar Rp5.000 sampai Rp5.200 per kilogram. Namun, dari hari-kehari harganya menurun secara signifikan. “Awalnya, harga gabah tinggi, pas kemarin pada tanggal 8 Mei 2020 menurunya sangat anjlok sampai Rp3.900 sampai Rp4.100 per kilogram,” tuturnya.
Ia menilai, untuk penurunan harga gabah, disebabkan karena terkena imbas virus corona dan bertepatan dengan panen raya. Karena di kecamatan lain pun sedang musim panen selain itu tidak ada bandar yang menampung serta harga beras di pasar menurun. “Banyak faktor terjadi penurunan harga gabah. Apalagi sekarang pada saat musim panen raya, berbeda dengan pada saat awal panen, yang panennya masih sedikit, jadi harga gabah bagus,” ungkapnya.
Pentani Desa Wancimekar Entoy mengaku, untuk petani yang panen di awal musim tentu beruntung. Karena gabah masih bagus, karena belum banyak yang panen, berbeda bagi petani yang panen di akhir musim panen, harganya menurun anjlok. “Alhamdulillah, saya panen-nya di awal-awal musim. Jadi harganya tetap stabil, sebesar Rp4.800 sampai 5.000 per kilogram. Kalau panen di akhir musim, harga gabah sebesar Rp3.900 sampai Rp4.100. Kasihan teman saya juga, cuma bisa menjual harga Rp4.000 per kilogram,” akunya.
Menurutnya, agar harga tetap stabil dan tidak ada penurunan yang signifikan. Harusnya pemerintah melaui Bulog turun langsung ke lapangan untuk menampung gabah dengan harga gabah, sehingga bisa tetap stabil. “Saoalnya, susah cari pembelinya, tahu banyak yang panen. Ya otomatis bandar pun menurunkan harga. Pemerintah seharusnya memberikan solusi, biar harga tetap stabil,” pungkasnya. (acu)