Diundang Sedekahan, Kades Pilih Mancing
KOTABARU, RAKA – Setahun lamanya, Ikatan Remaja Masjid (Irema) Al Fadhillah dan Paguyuban Masyarakat Cariu Bandung (PGMCB), Kampung Karajan, Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, mengumpulkan sedekah dari warga Wancimekar. Uang tersebut biasa mereka bagikan di penghujung tahun kepada anak-anak yatim dan fakir miskin di desa tersebut.
Namun, saat acara pembagian sedekah, Minggu (30/12) kemarin, Kepala Desa Wancimekar Alih Miharja yang dinanti-nanti bisa ikut serta dalam kegiatan itu, malah mangkir dan lebih memilih memancing. Kegiatan mingguan yang kerap dilakukannya. Padahal, beberapa hari sebelum acara santunan dimulai, sang kepala desa sudah menjanjikan akan menghadiri acara yang ditunggu oleh anak-anak yatim dan fakir miskin.
Ketidakhadiran Kades Alih dalam kegiatan itupun akhirnya mendapat banjir kritikan dari masyarakat Dusun Karajan.
Muhammad Sodikin (34) pembina Irema Al Fadhillah menyayangkan ketidakhadiran kepala desa dalam kegiatan yang digelar oleh Irema dan paguyuban. Padahal, sebagai seorang kepala desa, seharusnya bisa menyempatkan waktu untuk hadir bersama warganya, sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh pemuda. “Seharusnya pak lurah (kades) hadir. Itung-itung apresiasi lah sama anak-anak. Kalau masyarakat kan tahu sendiri ketika dihadiri oleh pejabat itu pasti bangga,” kata Sodikin kepada Radar Karawang usai kegiatan.
Dikatakan Sodikin, dia dan para anggota Irema merasa kecewa dengan ketidakhadiran kepala desa. Dia menilai kades kurang mendukung kegiatan positif yang dilaksanakan oleh Irema dan paguyuban. “Saya jelas kecewa. Karena sebelumnya pak lurah (kades) sudah bilang pasti datang. Tapi kemarin pas didatangi lagi ke rumahnya bilang ada acara lain. Gak tau acara apa. Setau saya acara pak lurah hari minggu itu mancing,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Agus Supriyadi, ketua Paguyuban Masyarakat Cariu Bandung (PGMCB), menurutnya kepala desa seharusnya selalu mendukung semua kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok, atau komunitas pemuda yang ada di wilayah desanya. Terlebih, apa yang dilakukan oleh paguyuban dan Irema adalah kegiatan yang sangat positif.
“Harusnya dia senang dan mendukung kalau ada anak muda di desanya aktif dalam hal sosial. Bentuk apresiasi atau dukungan nya simpel. Hadir aja ke acaranya,” kata Agus.
Sementara, Alih Miharja belum memberikan jawaban meski sudah dihubungi melalui ponselnya. Saat didatangi ke rumahnya, salah seorang yang berada di rumahnya mengatakan bahwa kepala desa sedang mancing.
“Tidak ada pak lurahnya. Sedang mancing belum pulang,” ujarnya. (cr2)