CIKAMPEKHEADLINE

Enam Bulan, 22 Warga Cikampek Reaktif Meninggal

PEMAKAMAN PASIEN CORONA: Petugas pemakaman berpakaian lengkap saat akan menguburkan pasien corona di TPU Pawarengan, Desa Dawuan Timur, Kecamatan Cikampek.

CIKAMPEK, RAKA – Dari 30 kecamatan, Cikampek menduduki peringkat ketiga jumlah kematian akibat corona. Meski total penderita virus impor dari Tiongkok itu lebih sedikit dibanding kecamatan tetangga yaitu Kotabaru.

Kepala Puskesmas Cikampek dr Iin Indriati mengatakan, corona yang mulai mewabah sejak awal bulan Maret 2020, sampai saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi dunia kesehatan. Pasalnya pasien virus corona terus bertambah meski banyak pula yang dinyatakan sembuh. “Kita harus tetap waspada, jangan sampai lengah dan mengabaikan kesehatan kita,” ucapnya kepada Radar Karawang, Senin (28/12).

Ia menambahkan, sejak bulan Juni sampai Desember, tercatat sebanyak 22 orang warga di beberapa desa di wilayah Kecamatan Cikampek meninggal, dan dimakamkan secara protokol kesehatan setelah dinyakan reaktif corona. “Meskipun rata-rata setiap warga yang meninggal ini memiliki penyakit bawaan, akan tetapi kita tetap mengantisipasi karena corona ini sifatnya menyerang sistem kekebalan tubuh. Maka harus diterapkan protokol kesehatan agar tidak memperburuk keadaan,” tambahnya.

Ia mengaku, dari 22 orang yang meninggal, terbanyak ada di bulan Desember mencapai delapan orang. “Jadi dari awal Juni sampai Desember itu jumlah angka kematiannya semakin bertambah,” akunya.

Sementara itu, Sekretaris Camat Cikampek Asip Suhenda mengungkapkan, pihaknya terus melakukan pengawalan selama pemakaman pasien corona. Pihak keluarga juga tidak melakukan protes atau penolakan. “Artinya warga juga sudah mengerti, meskipun tidak sesuai syariat akidah, akan tetapi kondisi saat ini berbeda, yang pasti tujuan kita ini baik,” pungkasnya. (mal)

Related Articles

Back to top button