MAKAM KERAMAT: Makah Raden Krama Wangsa di Desa Cikampek Pusaka sering diziarahi.
Terusir dari Cirebon, Wafat di Cikampek
CIKAMPEK, RAKA – Nama Raden Krama Wangsa tidak bisa dilepaskan dari kegigihannya melawan penjajah. Kebijakan kolonial Belanda yang menyengsarakan rakyat selalu ditentang, sampai akhirnya dia harus terusir dari kampung halamannya di Cirebon dan menetap di Cikampek.
Juru pelihara Makam Raden Kramawangsa Megan Fahlevi mengatakan, Raden Kramawangsa merupakan salah satu tokoh dari Cirebon yang lahir di tahun 1800. Pada saat itu, Raden Krama Wangsa tidak setuju dengan kebijakan pemerintah kolonial Hindia Belanda yang merugikan masyarakat. “Contohnya seperti mempekerjakan masyarakat secara paksa yang jelas-jelas itu menjadi bentuk penindasan,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Kamis (29/4).
Ia menambahkan, setelah bertahun tahun mendapatkan penjajahan, Raden Krama Wangsa yang juga dikenal sebagai Ki Bagus Jabin, menjadi salah satu motor untuk melakukan bentuk perlawanan atau pemberontakan sehingga terjadi peperangan antara masyarakat dengan pemerintahan kolonial Belanda. “Perang tersebut dinamakan Perang Bantar Jati yang berlangsung di wilayah utara yaitu Cirebon, Subang, Karawang,” tambahnya.
Ia menuturkan, Ki Bagus Jabin dianggap hebat karena mampu berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat, namun pada kenyataanya Ki Bagus ini memiliki kembaran yang tidak diketahui oleh pemerintahan Kolonial Belanda. “Dan nama dari kembarannya ini Raden Wangsa Krama, mereka berdua terlibat pada pemberontakan tersebut,” akunya.
Masih dikatakannya, karena kehebatan strategi dalam melakukan pemberontakan, pemerintahan Kolonial Belanda membujuk kepada ayahanda Raden Krama Wangsa yaitu Demang Surapersada untuk tidak melakukan pemberontakan lagi. Karena permintaan ayahandanya pemberontakan dihentikan namun Raden Krama Wangsa akan diadili oleh pemerintah pada saat itu karena perbuatannya. “Pada saat itu Raden Krama Wangsa ini menyerahkan diri dan akan dibawa ke Batavia, namun pada saat itu yang dibawa bukan Raden Krama Wangsa melainkan Raden Wangsa Krama yang memang adik dari Raden Krama Wangsa,” katanya.
Kemudian, Raden Krama Wangsa diamankan di wilayah Cikampek tepatnya yang saat ini menjadi wilayah Cikampek Pusaka. Sejak pertama menginjakan kakinya di wilayah Cikampek, Raden Krama Wangsa menjadi penggerak sejarah peradaban Islam. “Secara garis besar, Raden Krama Wangsa ini lebih besar perannya di wilayah tempat tinggalnya yaitu di Cirebon. Tentunya perjuangannya dalam membela kemerdekaan masyarakat menjadi cermin untuk kita semua,” pungkasnya. (mal)