Pembangunan SD Baru tak Transparan
KOTABARU, RAKA – Pembangunan Sekolah Dasar (SD) baru di Jalan Berlian Raya Perumahan Regency Desa Cikampek Utara tidak transparan. Pasalnya meski sudah dipasang pondasi, tidak ada papan proyek dalam pembangunan sekolah yang rencananya dijadikan SDN Cikampek Utara 4 itu.
Asep Isak, bidang sarana dan prasarana korwilcambidik Kotabaru menyampaikan, pada tahun 2016 lalu pihaknya mengajukan tambahan SD di Desa Cikampek Utara. “Pengajuannya sudah dari tahun 2016. Alhamdulillah sekarang sudah di acc dan mulai pengerjaan,” kata Asep, kepada Radar Karawang, Senin (5/11).
Menurutnya, dasar pengajuan tersebut karena SD yang ada di wilayah Desa Cikampek Utara tidak cukup untuk menampung siswa yang ada. Selain itu, jarak sekolah yang terlalu jauh bagi masyarakat regency juga menjadi salah satu dasar dari pengajuan tambahan sekolah di Desa Cikampek Utara. Saat ini di Desa Cikampek Utara hanya ada 3 sekolah dasar. Untuk itu pihaknya mengajukan supaya ada tambahan sekolah. “Warga perumahan regency terlalu jauh jika harus sekolah di SDN Cikutra 1 atau Cikutra 2. Ini dibangun di atas tanah fasum perumahan. Kalau besar anggarannya, kami juga gak tahu,” tambah Asep, saat mengunjungi lokasi proyek pembangunan sekolah.
Umar, Kepala Desa Cikampek Utara mengaku senang dengab adanya tambahan sekolah di desanya. Dengan demikian masyarakat yang ada di perumahan regency bisa lebih mudah serta lebih dekat untuk mensekolahkan anaknya. “Ya senang dan mendukung saya mah. Karena ada tambahan sekolah. Sekarang kan orang regency sekolahnya jauh, kalau untuk ukuran anak SD kan terlalu beresiko jika jarak sekolah jauh,” ungkapnya.
Sementara, Ayu seorang warga perumahan regency mengaku, adanya sekolah dasar baru di dekat rumahnya merupakan keinginan mayoritas warga perumahan. “Alhamdulillah senang karena kalau anak-anak mau sekolah tidak terlalu jauh,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Bilqis, seorang warga yang juga bertempat tinggal di perumahan regency itu mengaku sangat setuju jika tambahan sekolah dasar dibangunkan di daerah perumahannya. “Bagus saya setuju banget biar deket sekolahnya,” akunya.
Menurut dia, selama ini ia mensekolahkan anaknya di SDN Cikampek Utara 2 yang jaraknya terlalu jauh dari perumahan. Oleh karena itu, ia harus selalu mengantar dan menjeput anaknya ke sekolah. “Anak saya kelas 2 di SDN Cikutra 2. Kejauhan kasihan kalau gak dijemput, naik angkot paling nyampe depan gerbang. Masih jauh kan,” ungkapnya. (cr2)