Petani Tercekik Harga Gabah
JATISARI, RAKA – Musim panen adalah waktu yang ditunggu oleh petani. Namun apa jadinya jika harga ganah murah, untung besar malah tidak dapatkan. Seperti yang tengah terjadi di Kecamatan Jatisari, khususnya di Desa Telarsari.
Dari pertama panen di awal bulan April harga gabah hanya Rp 3.700 sampai 4.900 per kilogram. Saat ini, harga gabah kembali turun, hanya Rp 3.000 sampai Rp3.500 per kilogram. “Musim panen sekarang mah menyiksa para petani, gabah yang kita panen dihargai dengan sangat sangat murah banget,” ucap Aji, salah satu petani Desa Telarsari, kepada Radar Karawang, Senin (15/4) kemarin.
Ia menyampaikan, untuk harga terandah Rp3.000 per kilogram dan harga tertinggi Rp 3.500 per kilogram. Meskipun harga gabah diseseuaikan dengan kualitasnya, namun harga tersebut tidak sebanding karena modal yang dikeluarkan petani. Satu bahu bisa mengeluarkan modal Rp 5 juta. “Semenjak ada rebah dan memasuki panen raya, harga gabah jadi anjlok. Sebenarnya gak sebanding dengan tenaga dan modal yang dikeluarkan, jika harganya sangat anjok sekali, minimal bisa mencapai Rp4.000 per kilogram,” katanya.
Menurutnya, pemerintah daerah harus membuka mata dan telinga dengan permasalahan tersebut. “Sampai sekarang Bulog belum turun langsung, kami terpaksa menjual harga gabah dengan rendah, itu pun pembayarannya tidak langusng, diutang selama satu bulan,” ungkapnya.
Sementara itu, Engkos Koswara, Kaur Keungan Desa Telarsari membenarkan harga gabah di daerahnya anjlok. Dari panen pertama di awal bulan Februari, harga gabah Rp3.700 sampai Rp4.900 per kilogram. Untuk saat ini menjadi Rp3.000 sampai Rp 3.500 per kilogram, bahkan ada yang dihargai Rp 2.500 per kilogram. “Untuk sekarang harga gabah sangat anjlok drastis,” ungkapnya.
Selain itu, pembayarannya pun tidak langsung. Hal ini tentu sangat mencekik para petani, apalagi bagi buruh tani, penghasilannya pasti tidak seberapa jika harganya rendah. “Seharusnya bulog turun tangan untuk menstabilkan harga gabah, jika sayang pada petani, sampai sekarang Bulog pernuh turun tangan ke Desa Telarsari,” ungkap Engkos.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Hanafi Chaniago menyampaikan, memang berat untuk menggenjot produksi, program luas tambah tanam agar tanaman cepat panen. Namun, pada saat panen harga jual anjlok, seperti harga gabah sekarang ini. “Selama ini peran Bulog belum jalan dengan baik untuk menyerap gabah petani. Seharusnya kalau harga gabah sudah di bawah harga penetapan pemerintah (HPP) harusnnya Bulog turun. Kalau kita sebagai produsen gabah, menginginkan harga setinggi tingginya biar petani sejahtera,” pungkasnya.(acu)