Peternak Kelinci Kewalahan Penuhi Permintaan Pasar
CIKAMPEK, RAKA – Komunitas Pecinta Kelinci Cikampek (KPKC) kini berubah bentuk menjadi kelompok peternak kelinci. Digantinya nama komunitas menjadi kelompok akan membuat para pecinta kelinci berkesempatan untuk mendapatkan bantuan atau perhatian dari pemerintah.
Tatang Sotiwa, penyuluh pertanian Cikampek menyampaikan, pihaknya sangat menyambut baik undangan dari KPKC untuk berkunjung dan berdiskusi mengenai pengelolan hewan kelinci di Desa Dawuan Tengah. “Saya diundang kemudian ada permintaan dari komunitas itu agar diberikan bantuan dari dinas. Makanya saya sarankan untuk diganti menjadi kelompok peternak kelinci. Karena kalau komunitas tidak akan ada bantuan dari dinas,” kata Tatang, kepada Radar Karawang, Kamis (28/2).
Menurutnya, program pembuatan kelompok peternak memang merupakan program dari UPTD Pertanian Cikampek. Hal itu berkaitann dengan semakin menyempitnya lahan sawah yang berada di Cikampek. Program tersebut bertujuan untuk memberikan lahan pekerjaan bagai para petani yang sudah kehilangan sawahnya. “Sehubungan semakin sempit lahan sawah, petani diarahkan untuk peternakan dan perikanan. Tapi biasanya kan peternak sapi dan kambing. Kalau ini kelinci,” ujarnya.
Sementara, Faisal Ramdan, ketua kelompok peternak kelinci mengatakan, usaha dalam bidang peternakan kelinci termasuk usaha yang menjanjikan. Meskipun dirinya baru menjalankan bisnis sekup lokal, namun permintaan kelinci dari para pembeli tidak pernah tercukupi. “Kemarin saja ada yang minta 50. Tapi di saya cuma ada 5 ekor,” katanya.
Mengenai pemasaran, kata Faisal, ia tidak bingung lagi untuk menjual kelinci hasil ternakannya. Karena adiknya sudah menjalankan bisnis peternakan kelinci sejak belasan tahun bahkan masih merasa kekurangan. “Kalau saya jualnya ke Cilamaya. Sekupnya kabupaten. Itu juga kadang gak bisa menuhi. Makanya saya harap ada bantuan pemberian induk dari dinas,” katanya.
Di tempat yang sama, Yusuf Bahtiar, yang juga menjalankan bisnis dalam bidang peternakan kelinci mengaku, banyak keuntungan dari bisnis tersebut, oleh karena ia yang sejak kuliah mengbil ilmu dari para master kelinci tidak pernah usaha lain. “Saya sudah 11 tahun tapi di Subang. Biaya kuliah saya dulu dari hasil kelinci. Karena menjual 2 ekor saja bisa menutup pakan sebanyak 10 ekor dalam satu bulan,” terangnya.
Selain itu, ia juga memanfaatkan kotoran serta air kencing kelinci untuk dijadikan sebagai pupuk tanaman. “Sekali beranak bisa 6 ekor. Paling lama 3 bulan sudah beranak lagi. Dinas kalau mau bantu, ngasih indukan aja,” pungkasnya.(nce)