SMK Negeri Masih Diburu

Sekolah Swasta Terseok-seok

KOTABARU, RAKA – Tagline sekolah negeri swasta sama saja yang kerap dikampanyekan Pemerintah Kabupaten Karawang, ternyata kurang manjur mengubah pola pikir orang tua agar tidak ‘negeri minded’.

Sejumlah sekolah swasta pun masih pontang-panting mencari siswa baru. Beragam promosi dilakukan agar bisa menarik minat peserta didik. Jika akhirnya jumlah peserta didik meleset dari yang ditargetkan, bisa dipastikan keuangan sekolah tersebut kembang kempis, guru-guru pun tidak sejahtera. Mereka minus dana untuk pengembangan potensi diri. Sekolah mengalami keterbatasan fasilitas pendidikan. Pasalnya, orang tua siswa tidak sepenuhnya bisa membantu mengurangi keterbatasan tersebut karena bayaran yang minim. Itu pun terkadang tidak sanggup mereka bayar. Biaya murah dapat menjadi bumerang karena justru akan mengalami banyak kesulitan dana. Gambaran sekolah swasta berbeda jauh dengan negeri pada umumnya. Pemerintah menjamin ketersediaan sarana pendidikan, kesejahteraan guru, alokasi dana untuk pengembangan potensi hingga menggratiskan biaya pendidikan.

Ketua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMK Pembangunan Global (PG) Kotabaru Endang Rahmat Fauzi mengatakan, wabah corona tidak hanya menyulitkan masyarakat mencari penghasilan, dunia pendidikan pun terkena imbasnya. Apalagi sekolah swasta yang tidak memiliki bangunan yang megah dan bagus, tentu kesulitan mencari siswa. “Kita menerima kuota empat rombel (rombongan belajar). Dalam satu rombel 36 siswa, namun yang mendaftar ke sekolah ini baru 65 siswa,” ucapnya kepada Radar Karawang, Senin (29/6).

Ia mengaku, siswa yang sudah mendaftar belum pasti masuk atau melanjutkan ke sekolahnya, sebab pendaftaran PPDB SMA dan SMK negeri belum selesai. Pasalnya, sekolah swasta tetap menjadi pilihan yang kedua, apalagi tahun ajaran baru ini untuk sekolah negeri digratiskan. “Kita menunggu hasil penutupan sekolah negeri. Mudah-mudahan bisa mencapai target,” akunya. Masih dikatakannya, melihat PPDB tahun lalu pun, SMK PG Kotabaru hanya mendapatkan siswa sebanyak 80 siswa. “Walaupun siswanya sedikit, kita tetap digaji,” tuturnya.

Menurutnya, untuk menarik minat siswa tidak mudah jika tidak memiliki bangunan sekolah yang luas. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan kalau pelayanan dan sistem pembelajarannya ditingkatkan, bisa menarik minat peserta didik. “Pelayanannya akan kita tingkatkan. Dan untuk mendapatkan siswa kita akan jemput bola,” ungkapnya.

Kepala SMK Tri Asyifa Cikampek Muhammad Hasanudin menngaku, kuota penerimaan PPDB tahun ini sebanyak 324 siswa dari sembilan rombel. Namun, yang mendaftar baru 63 siswa. Artinya, tidak mencapai target yang sudah ditentukan. “Kita akan terus meningkatkan sistem dan pelayanan yang memuaskan untuk menarik minat siswa, dan sekolah bisa bertahan,” ujarnya.

Wakil Manajemen Mutu SMK Tri Mitra Taryadi mengatakan, meski sekolahnya tidak kesulitan mendapatkan calon peserta didik, namun karena pandemi corona ini jumlah pendaftar di sekolahnya berbeda dengan tahun lalu. Jumlah calon peserta didik yang biasanya sudah mencapai 600 pendaftar, kini baru 400 siswa yang mendaftar di sekolahnya. “Kalau kesulitan sih tidak, tapi jumlah pendaftar berkurang. Saat ini hanya 400 yang daftar,” katanya.

Panitia PPDB SMK Sehati Karawang Dedi Odih mengatakan, sejak awal dibuka pendaftaran PPDB beberapa bulan lalu, para panitia sudah menyediakan sebuat website untuk melakukan pendaftaran calon siswa baru. “Saya kira semua sekolah juga sama, mereka pasti menerima pelayanan pendaftaran calon siswa dengan menggunakan website,” ucapnya.

Ia menambahkan, meski di tengah bahaya ancaman wabah virus corona, para orang tua dan calon siswa tidak sedikit yang mendatangi sekolah untuk melakukan pendaftaran secara langsung. “Begitu datang ke sekolah kita arahkan untuk daftar online saja, cuma bisa dilihat mereka tidak mau ribet, meskipun saya bilang bahaya lagi ada virus corona, mereka cuma jawab cuma sebentar ini,” tambahnya.

Wakasek Kesiswaan SMKN 1 Cikampek Rosli mengatakan, jumlah pendaftar tahap satu sebanyak 602 siswa. Tercatat hanya 325 siswa diterima di sekolahnya. “Antusias siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke SMKN 1 Cikampek lumayan masih tinggi,” ujarnya.

Masih dikatakannya, bagi siswa yang tidak masuk dalam seleksi penerimaan tidak boleh berputus harapan, siswa masih bisa mendaftar PPDB di tahap kedua. “Disesuaikan dengan jadwal yang sudah ditentukan untuk tahap kedua akan dilaksanakan nanti,” ucapnya.

Menurutnya, tahap pertama SMKN 1 Cikampek hanya meneriman 60 persen dari seluruh penerimaan siswa baru di sekolah. Sisa 40 persen akan dilakukan di tahap kedua. “Keseluruhan SMKN 1 Cikampek menerima siswa baru sebanyak 648 siswa,” jelasnya.

Kepala SMKN Pertanian Yosmar Sumargana mengatakan, penerimaan tahap pertama tercatat ada 256 siswa mendaftar ke sekolah tersebut, dari target sebanyak 332 siswa. “Alhamdulillah, minat siswa untuk masuk ke sekolah ini cukup tinggi,” ujarnya.

Ia menambahkan, untuk minat siswa masuk ke jurusan pertanian tahun ini lebih meningkat dibandingkan tahun lalu. Sebelumnya siswa yang melanjutkan pendidikan ke pertanian hanya siswa buangan dari sekolah lain. “Sekarang banyak siswa yang sudah mendaftar duluan ke sini,” tuturnya.

Kepala SMPN 1 Kotabaru Ade Sutisna berharap kepada orang tua siswa untuk tidak memaksakan anaknya melanjutkan ke sekolah negeri saja. Karena saat ini baik swasta maupun negeri sama saja, karena bersubsisdi dari pemerintah.

Menurutnya, untuk persaingan keunggulan atau fasilitas sediri itu tergantung sekolah masing-masing. Sejauhmana mereka menjual produk sekolah mereka, sehingga peserta calon siswa bisa berminat. “Kalau sekolah fovorit, tergantung kemasan pihak sekolah dalam menjual produknya. Untuk kegiatan belajarnya sama saja, untuk mencetak peserta didik yang berkualitas,” ungkapnya.

Dengan demikian, kata Ade, jika anaknya tidak diterima di sekolah negeri jangan memaksakan diri. Sebab, pihak sekolah menerima peserta didik sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan. “Apalagi, jangan sampai berhenti tidak melanjutkan sekolah. Sebab, pendidikan itu sangat penting, untuk mengantarkan anak dalam mencapai masa depan yang gemilang,” pungkasnya.

Kepala Cabang Dinas Wilayah 4 Ai Nurhasan menyebutkan, tercatat ada 18 SMA dan 94 SMK swasta di Karawang. Namun ia tidak mengetahui berapa dan sekolah mana yang tutup. “Data detailnya ke kasi,” katanya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang Cecep Mulyawan mengatakan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti apakah ada sekolah swasta yang tutup atau tidak pada tahun ini. Namun jika berdasarkan catatan menjelang ujian kemarin, semua sekolah swasta menyatakan kesiapan untuk melaksanakan ujian. “Selama ini tidak ada laporan sekolah swasta yang tutup. Kemarin saja waktu mau ujian mereka siap semua. Logikanya berarti tidak tutup,” ujarnya. (acu/nce/mal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here