RADAR PURWAKARTA
Trending

36.372 Orang Warga Purwakarta terpapar ISPA

PURWAKARTA, RAKA – Memasuki puncak musim kemarau, berbagai hal dapat terjadi dan memberikan ancaman terhadap masyarakat. Selain potensi kebakaran dan kekeringan yang dapat terjadi, masyarakat juga dapat dihantui dengan berbagai penyakit yang dapat terjadi dan meningkat penyebarannya saat musim kemarau. Adapun penyakit yang paling rawan meningkat saat kemarau adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta, per Januari hingga Juni 2024, tercatat sebanyak 36.372 orang telah terserang ISPA. Angka itu diprekdiksi akan terus meningkat, mengingat saat ini sedang berada dalam puncak kemarau.
Kepala Dinkes Purwakarta, Deni Darmawan mengatakan bahwa penyakit ISPA merupakan penyakit yang paling banyak menyerang warga saat musim kemarau. Sebab, penularan ISPA yang terjadi melalui udara dapat lebih mudah menyebar saat kemarau. “Kalau kemarau yang paling rentan itu penularan ISPA, karen penyebarannya kan lewat udara dan bersentuhan dengan benda yang sudah terkontaminasi,” ucapnya, Senin (5/8).
Deni menuturkan, berdasarkan data yang dimilikinya, sepanjang Januari hingga Juni 2024, tercatat sebanyak 36.372 orang yang terjangkit penyakit ISPA. Angka tersebut juga dapat terus bertambah, mengingat saat ini sedang memasuki puncak kemarau. “Jumlah tahun ini lebih sedikit dari dua tahun kemarin. Di 2023 datanya ada 68.351 orang, dan 2022 ada 53.279 orang,” tuturnya.
Lebih lanjut, Deni menjelaskan bahwa penyakit ISPA merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan. Selain itu ISPA juga merupakan salah satu angka penyakit paling tinggi yang terdapat di sejumlah Puskesmas di Purwakarta. “Gangguannya baik pernapasan atas maupun bawah dapat terserang infeksi, namun paling sering terjadi pada bagian pernapasan atas,” jelasnya.
Karena hal itu, tambah Deni, saat ini pihaknya juga tengah berusaha melakukan berbagai langkah untuk terus menekan angka tersebut. “Saat ini yang kita lakukan adalah dengan menggalakan gerakan masyarakat hidup bersih dan sehat atau Germas. Pemcegahan paling efektif dengan pola hidup bersih dan sehat,” pungkasnya.(yat)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button
Verified by MonsterInsights