Bayi Dikubur Hidup-hidup

PURWAKARTA, RAKA – Seorang ibu di Kampung Pasirmuncang, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, tega mengubur hidup-hidup bayi perempuanya yang baru berusia lima bulan. Pelaku bernama Wartini (38) itu diketahui mengalami depresi berat, Rabu (27/3).

Kapolsek Kiarapedes, Iptu Toto Herman Permana membenarkan peristiwa tersebut. Toto menejelaskan, pelaku diduga mengubur bayinya yang diberi nama Dian Asriani tersebut disaat suaminya bekerja di kebun.

Menurutnya, ibu bayi atau pelaku mengalami sakit depresi sejak mengandung bayi tersebut di usia kandungan 7 bulan. “Ketika adik ipar pelaku yakni Atikah (32) datang menanyakan keberadaan korban, dan langsung diinformasikan oleh pelaku bahwa bayinya tidak ada di rumah atau hilang. Curiga dengan keterangan Wartini lalu Atikah mencari dibantu tetangganya,” ujarnya.

Kemudian, lanjut dia, Atikah ingat bahwa pada hari sebelumnya tepatnya pada 26 Maret 2019 lalu, Wartini sempat menggali sebuah lubang dengan lebar 15 cm dan kedalaman 30 cm dengan alibi akan ditanami sebuah tanaman. “Kemudian saksi memeriksa ke belakang rumah dan menemukan dua lubang, selanjutnya lubang yang pertama digali tapi tidak membuahkan hasil, selanjutnya menggali lubang kedua dan menemukan ada kain putih dan ada tangan bayi, kemudian oleh saksi dan dibantu oleh warga membawa bayi tersebut ke Puskesmas Wanayasa,” terangnya.

Toto menambahkan, atas kejadian tersebut bayi mengalami hipotermia atau kedinginan. Namun bayi berhasil diselamatkan. “Saat ini bayi ada di RSUD Bayu Asih Purwakarta untuk mendapat perawatan medis,” ujarnya.

Sementara menurut keterangan Ujang Solihin (40), suami Wartini mengaku, tidak mengetahui secara persis awal mula kejadian tersebut. Sebab mendapat kabar dari keluarga jika anak bungsu dari dua bersaudaranya itu sempat dikubur. “Saya lagi kerja langsung pulang karena mendengar anak saya dikubur sekitar pukul 10.00 WIB pagi tadi,” kata Ujang, ditemui Radar Karawang, di UGD RSUD Bayu Asih Purwakarta.

Ujang membenarkan, jika istrinya mengalami gangguan jiwa sejak usia kandungan 7 bulan. “Depresi berat karena dulu saat mengandung diperiksa kata dokter anak saya sungsang dan membahayakan, sehingga kepikiran terus hingga sekarang,” tutur Ujang. (gan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here