PURWAKARTA

Disnakan Butuh Tambahan Inseminator

PURWAKARTA, RAKA – Untuk mendorong percepatan ternak dewasa ini bisa memakai konsep inseminasi buatan. Kawin buatan atau dalam istilah ilmiahnya disebut artificial insemination merupakan sistem perkawinan pada ternak secara buatan yakni suatu cara atau teknik memasukkan sperma atau semen ke dalam kelamin sapi betina sehat dengan menggunakan alat inseminasi yang dilakukan oleh manusia (inseminator) dengan tujuan agar sapi tersebut menjadi bunting.

Namun dalam penerapan IB khususnya di Kabupaten Purwakarta kekurangan inseminator. Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta Ade Muhammad Amin mengatakan, saat ini inseminator di Purwakarta kurang dari 10 orang. “Jumlahnya kurang dari sepuluh, sedangkan untuk kebutuhan minimal satu kecamatan satu orang,” terangnya, baru-baru ini.

Dia juga menjelaskan, inseminator merupkan petugas yang telah dididik dan lulus dalam latihan keterampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik serta memiliki surat izin melakukan inseminasi (SIMI). “Selain inseminator dari pemerintah, ada juga inseminator mandiri yang berasal dari khalayak peternak atau masyarakat yang telah memperoleh pelatihan keterampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik,” jelasnya.

Tujuan perkawinan sapi dengan sistem inseminasi buatan di antaranya, meningkatkan mutu ternak lokal, mempercepat peningkatan populasi ternak, serta menghemat penggunaan pejantan. “Mencegah adanya penularan penyakit kelamin akibat perkawinan alam serta perkawinan silang antar berbagai bangsa/ras,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, melalui kegiatan kawin suntik atau inseminasi buatan, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat. Selain itu memudahkan peternak untuk mendapatkan keterunan ternak sapi yang berkualitas genetik tinggi. “Dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas ternak, sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak,” pungkasnya. (ris)

Related Articles

Back to top button