Dulu Preman, Sekarang Nyaman jadi Petani
PURWAKARTA, RAKA – Ini bukan sinetron, tapi kejadian nyata yang ada di Purwakarta. Di balik tubuh bertato dan rekam jejak sebagai mantan preman, Felix Soedira (45), kini terampil bercocok tanam.
Setiap jenis pohon yang ditanam pria kelahiran Jakarta ini selalu tumbuh subur dan membuahkan hasil. Saat awal kedatangan Felix ke Purwakarta, ia hanya sebagai anak jalanan.
Felix pun bergaul dengan beragam orang dari lintas suku dan profesi di bilangan Sadang, yang dulunya dikenal sebagai wilayah terminal. Pada saat itu pula, mantan Ketua DPC PDIP Purwakarta Udin S Artawijaya (Alm) menemukan Felix dan memberinya pekerjaan. “Saya bersyukur bisa bertemu Pak Udin S Artawijaya, lalu bisa seperti sekarang ini,” katanya.
Bapak dua anak itu pun kemudian ditempatkan di Sekretariat PDIP Purwakarta dan hingga sekarang menjadi kader partai. Suatu waktu, terbersit di benak Felix, sisa umurnya harus bermanfaat. Kemudian ia tertarik dan mulai menekuni bercocok tanam.
“Ide awalnya saat sedang ngumpul, bicara ngalor ngidul yang tak berujung. Kemudian tercetuslah bagaimana kalau ke depan mengganti kongkow (nongkrong) tak bernilai ini dengan kegiatan menanam pohon,” ujarnya.
Pada 2019, Felix pun mulai bercocok tanam. Dirinya bergabung dengan komunitas Pemuda Kreatif Mandiri (PKM) yang secara khusus bergerak di bidang pertanian.
Komunitas ini merupakan gabungan orang-orang yang memiliki komitmen bersama untuk bergerak sekaligus mengampanyekan gerakan gemar menanam. Tak terkecuali bagi pemuda milenial. “Ada banyak manfaat dari gemar menanam ini. Secara ekonomi dapat menghasilkan cuan. Selain itu, juga membantu pemerintah dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional,” ucap Felix.
Hanya saja, sambungnya, agak sulit mengubah pemahaman pemuda yang sudah terbangun mindset dan budaya yang serba instan untuk kemudian diajak bercocok tanam.
“Padahal hal ini memiliki nilai ekonomi yang bagus bila konsisten dikerjakan. Hanya saja mungkin karena mindset pemuda yang terbentuk mencari cuan hanya didapatkan dengan bekerja di sektor industri. Pemahaman ini yang keliru,” ujarnya.
Bahkan, penggiat pertanian ini juga tak tabu mengedukasi dan masuk ke keluarga preman menyuarakan gerakan gemar menanam. “Saya bilang ke mereka, kalian sah-sah saja mau nyalo atau bekerja di jalanan. Akan tetapi, saya ajak agar meluangkan waktu untuk ke kebun. Dan Alhamdulillah mereka mau,” ucapnya.
Sebagai pembanding prospek usaha di sektor industri dengan pertanian, Felix mengilustrasikan, ada lahan tanah seluas 200 meter dan ditanami cabai rawit dengan investasi awal Rp2 juta.
Lahan 200 meter itu ditanami 400 pohon dengan asumsi satu pohon menghasilkan tiga kilogram cabai rawit. Adapun harga cabai rawit di pasar Purwakarta mencapai Rp60 ribu per kilogram. “Kita jual Rp20 ribu saja ke pedagang, bayangkan berapa keuntungan yang diraih setiap kali panen. Sedangkan di sektor industri, UMK hanya di kisaran Rp4 juta saja,” katanya.
Felix kini tergabung ke dalam Pemuda Kreatif Mandiri Kabupaten Purwakarta. PKM terlahir dari ide sekelompok pemuda dengan beragam latar belakang profesi, bahkan di antaranya bertato seperti Felix.
Saat ini, PKM dibina oleh Wawan, pegawai Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta. Saat dihubungi, Wawan menyebutkan jika PKM merupakan wujud dari keinginan kuat para pemuda yang kerap nongkrong. “Saya pun mentrasfer keilmuan bidang pertanian kepada mereka. Alhamdulillah responsnya positif,” ujarnya.
Menurutnya, dari PKM jugalah kini terlahir banyak pemuda menjadi petani milenial yang tertarik menanam. “Anggota PKM ini membuka lahan yang tadinya tidak produktif atau lahan tidur milik pemerintah menjadi lahan produktif,” ujarnya.
Untuk permodalannya, kata Wawan, secara swadaya atau mandiri. Polanya ada yang sewa lahan dan juga bagi hasil. Sedangkan tanaman yang dikelola berupa hortikultura, sayuran dan umbi-umbian dengan metode perpaduan pupuk organik dan anorganik.
“Ada harapan PKM bisa bersinergi dengan HKTI, salah satunya membuka jalur distribusi penjualan hasil pertanian PKM dan menjadikan PKM sebagai konsultan pertanian,” ujarnya. (gan)