RADAR PURWAKARTA

Enam Kecamatan Tidak Terlayani Pengangkutan Sampah

PURWAKARTA, RAKA – Sampah merupakan suatu benda yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Pasalnya, sebagian besar sampah, dihasilkan dari adanya aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat. Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purwakarta, potensi sampah yang dihasilkan masyarakat mencapai 412 ton perharinya. Atau jika dikonversikan terdapat sebanyak 2913 meter kubik sampah yang dihasilkan masyarakat setiap hari.
Fungsional Dampak Pengendalian Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Purwakarta, Bayu Nustiawan mengatakan bahwa sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, rata-rata sebanyak 0,3 hingga 0,4 kilogram perorang. Sehingga, jika dikalikan dengan seluruh penduduk di Purwakarta, terdapat sekitar 412 ton sampah yang dihasilkan oleh masyarakat setiap harinya. “Untuk tempat seperti hotel dan yang lainnya lebih banyak dari permukiman, tapi rata-ratanya ada di 0,4 kilogram untuk perkapita atau perorangnya,” ucapnya, Rabu (24/7).
Ia menuturkan bahwa ratusan ton sampah tersebut setiap harinya diangkut oleh 76 unit armada yang dimiliki pemerintah Kabupaten Purwakarta. Namun, dalam pengangkutannya itu, puluhan armada tersebut belum dapat menjangkau seluruh wilayah kecamatan yang ada di Purwakarta. “Ada enam kecamatan yang belum terjangkau pengangkutannya, itu di Darangdan, Bojong, Sukasari, Maniis, Tegalwaru dan Kiarapedes,” tuturnya.
Bayu mengungkapkan, selain jaraknya yang jauh dari pusat kota, anggaran operasional dan armada pengangkut sampah belum dapat memenuhi kekurangan tersebut. “Wilayah yang belum terjangkau itu buang sampahnya ada yang diolah sendiri atau iuran secara mandiri untuk membuang sampah ke TPA menggunakan mobil sewaan,” ungkapnya.
Ia menilai, banyaknya sampah yang dihasilkan berbanding lurus dengan kepadatan penduduk yang terdapat di wilayah tersebut. Untuk ke enam wilayah yang belum terjangkau itu, sambungnya, merupakan wilayah dengan produksi sampah tersedikit di Purwakarta. “Mereka kita dorong untuk membuat TPST dan TPS3R, ada beberapa yang sudah dibuat, tapi masih tahap uji coba,” ujarnya.
Bayu menambahkan bahwa seharusnya setiap kecamatan memiliki tempat pengolahan sampah sebelum nantinya di buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Ia juga menyebut bahwa tanggung jawab penglolaan sampah bukan hanya berada di pihaknya, melainkan juga melibatkan seluruh masyarakat dan beberapa dinas terkait seperti dinas kesehatan, dinas permukiman dan dinas pemberdayaan masyarakat desa. “Kita juga terus mendorong untuk adanya keterlibatan dari dinas lain, karena pada dasarnya tugas kita hanya urusan teknis saja,” pungkasnya. (yat)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights