PURWAKARTA, RAKA – Pada panen raya tahun ini, harga cengkih turun drastis. Kondisi ini membuat harapan petani cengkih di Kabupaten Purwakarta untuk meraup untung dari nilai jual pupus.
Salah seorang petani cengkih di Kecamatan Kiarapedes, Enjang (46), mengatakan, tahun ini hanya berkisaran Rp21.000 per kilogram, untuk harga cengkih basah, sementara cengkih kering Rp70.000 per kilogram. Padahal tahun lalu harga cengkih hampir mencapai Rp90.000 per kilogram. “Harga yang ditawarkan tengkulak lebih rendah dari harga tahun lalu, hingga hampir Rp90.000 per kilogram,” ujar Endang.
Ia mengaku, tidak mengetahui pasti penyebab nilai jual cengkih kian merosot. Ia juga bukan tidak berniat menjual ke perusahaan secara langsung namun biasanya mereka membeli cengkih dengan jumlah besar, sementara hasil produksi cengkih petani sebagian besar jumlah lebih sedikit dari permintaan. “Rata-rata petani hanya menanam dalam jumlah kecil mengandalkan pohon cengkih yang ditanam di halaman rumah,” katanya.
Saat ii, panen cengkih sedang terjadi di Kabupaten Purwakarta, seperti di Kecamatan Pasawahan, Pondoksalam dan Wanayasa. Bahkan di Kecamatan Kiarapedes dan sekitarnya memasuki masa panen raya diperkirakan terjadi hingga akhir September 2019 dari dataran rendah hingga yang lebih tinggi.
Sementara itu, Kepala Seksi Hortikultura Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Tatang Sopian mengaku, jika upaya peningkatan hasil produksi cengkih belum maksimal. “Belum maksimal, alasannya tidak ada program bantuan khusus dari pemerintah,” katanya.
Menurutnya, pemerintah daerahn selama ini hanya memberikan pelatihan kepada para petani cengkih untuk memaksimalkan potensi yang ada. Salah satunya, memberikan pemahaman mengenai penyakit jamur akar akibat penanaman di kebun campuran. “Di Purwakarta ada 1.838 hektare perkebunan cengkih menghasilkan 486 ton per tahun dengan harga jual rata-rata Rp90.000 per kilogram,” kata Tatang. (gan)
