HMI Tuding Caleg Manfaatkan Program PKH
PURWAKARTA, RAKA – Jelang pemilu apapun bisa dilakukan untuk memenangkan calon yang ikut serta dalam pesta demokrasi, program pemerintah diduga dimanfaatkan untuk kepentingan politik adalah Program Keluarga Harapan (PKH).
Ketua Umum HMI Cabang Purwakarta Didin Wahidin mengatakan, hal tersebut harus menjadi perhatian guna menanggapi isu yang berkembang di masyarakat menjelang hari pencoblosan. “Caleg harus bisa mandiri, kreatif, inovatif, solutif dalam setiap kampanye yang dilakukannya, bukan malah memanfaatkan program pemerintah untuk ambisi kemenangannya,” terangnya.
Ia juga mendesak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk tidak diam dan hanya menonton jika ada salah satu caleg yang memanfaatkan PKH untuk pemenuhan ambisi kemenangannya. “Harus tegas bener, PKH jangan dipakai alat kampanye atau sebagai barter suara. Padahal PKH sudah menjadi hak rakyat yang bersumber dari APBN dan disahkan di DPR dari seluruh partai, jadi bukan hanya satu partai atau golongan tertentu saja,” paparnya.
Masih kata Didin, tidak menutup kemungkinan metode kampanye ini juga dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Jangan sampai demokrasi dicederai oleh ambisius para peserta dengan menghalalkan segala cara. “Bawaslu daerah harus pelototi metode para caleg, kalau tidak? independensi Bawaslu dipertanyakan. Karena masyarakat nantinya tidak akan percaya lagi kepada penyelenggara pemilu, itulah harga diri Bawaslu yang dipertaruhkan,” jelasnya.
Didin pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawal proses demokrasi yang tinggal beberapa hari menuju pencoblosan. Masyarakat harus cerdas dan jeli mana program yang benar-benar atas kreatifitas caleg, dan mana kampanye program yang sudah ada dari pemerintah. “Jika masyarakat mencurigai kampanye caleg yang diduga memanfaatkan PKH, masyarakat jangan takut untuk melapor, karena penentu demokrasi adalah masyarakat,” pungkasnya. (ris)