Korban Pencabulan Dibawar Umur Bertambah
PURWAKARTA, RAKA – Kasus pencabulan terhadap sejumlah anak laki-laki di bawah umur yang berada di wilayah Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, yang terjadi pada beberapa waktu lalu terus mencuat. Setelah sebelumnya berdasarkan keterangan pihak kepolisian korban pencabulan terdapat 9 orang anak, kini korban pencabulan terus bertambah menjadi 11 orang anak. Hal tersebut langsung disampaikan oleh Kepala Desa Campaka, Yayan Sahrodi.
Yayan mengatakan bahwa aksi pencabulan tersebut berawal dari adanya laporan salah satu warga. Ia menyebut bahwa kejadian keji tersebut telah terungkap dan berkembang. “Sebelumnya ada beberapa korban yang akhirnya saya kumpulkan untuk membuat laporan kepada pihak KPAI Polres,” ucapnya saat ditemui di kantor Desa Campaka, Selasa (9/7).
Ia menuturkan, setelah adanya laporan awal tersebut, diketahui bahwa korban pencabulan telah bertambah banyak. Pihaknya mencatat, berdasarkan BAP dari pihak PPA, total saat ini terdapat sebanyak 11 anak yang menjadi korban pencabulan tersebut. “Usia korban diangka 10 tahun ke bawah. Kejadian ini sudah terjadi 5 tahun ke belakang, baru terungkap saat ini,” tuturnya.
Yayan mengungkapkan bahwa pihaknya merasa terpukul atas peristiwa yang telah terjadi. Pasalnya, kejadian tersebut menimpa warganya dan telah memalukan nama baik desa. “Saya sebagai kepala desa merasa terpukul atas terjadinya kejadian yang luar biasa ini. Pelakunya warga kami,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, pelaku memiliki permasalahan psikis. Pelaku telah ditinggal oleh kedua orang tuanya serta berada dalam keadaan miskin. Bahkan, dulunya pelaku pernah mengalami tindakan pelecehan seksual sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar. “Saya kurang tau pelaku dulunya dilecehkan oleh siapa,” jelasnya.
Atas terjadinya hal tersebut, Yayan menyebutkan bahwa pihaknya akan melindungi korban agar tidak tertular penyakit yang serupa dengan pelaku. “Saya bersama KPAI dan Dinsos sudab melakukan komunikasi untuk perbaikan mental kepada korban. Kepada guru ngaji dan pemuka agama juga kita minta agar si korban ini di prioritaskan untuk dibina ruhaniahnya,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu ketua RT setempat, Sukaesih mengatakan bahwa dirinya tidak menyangka jika pelaku telah melakukan perbuatan tersebut. Pasalnya sehari-hari pelaku bertingkah normal seperti orang pada umumnya, bahkan pelaku sering beraktifitas di lingkungan mesjid. “Gak menyangka, soalnya pelaku tuh sering bantu bersih-bersih di masjid. Seperti tidak ada apa-apa,” pungkasnya. (yat)