Mahasiswa UPI KKN di Masa Pandemi
BIMBINGAN : Tangkapan layar saat mahasiswa KKN melakukan bimbingan secara daring dengan dosen pembimbing.
PURWAKARTA, RAKA – Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu kegiatan yang mewajibkan mahasiswa terjun ke masyarakat untuk belajar memahami permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat serta berusaha untuk mencari solusinya.
Di masa pandemi Covid-19 ini, pelaksanaan KKN agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebelum pandemi, KKN biasanya dilakukan berkelompok dan langsung terjun, berbaur dan berkomunikasi dengan masyarakat tempat mahasiswa melaksanakan KKN.
Namun pada kenyataannya, situasi saat ini tak memungkinkan, maka kegiatan KKN dilakukan secara individu dan daring. Seperti yang disampaikan salah seorang dosen pembimbing KKN UPI Kampus Purwakarta Hayani Wulandari. “KKN kali ini bertemakan pencegahan dan penanggulangan dampak Covid-19 di bidang pendidikan dan di masyarakat pada masa adaptasi kebiasaan baru,” ujarnya, Senin (23/11).
Dijelaskannya, mahasiswa ditugaskan untuk bekerja sama dengan sekolah dasar di lingkungan tempat tinggalnya dengan menggunakan teknik daring. Pada kenyataannya, sambung Hayani, pelaksanaan teknik daring tak semudah dibandingkan kegiatan tatap muka langsung. “Harus ada effort lebih. Misalnya, mahasiswa harus mampu berusaha mencari nomor telepon dari mitra KKN tempat mahasiswa tersebut berada,” kata Hayani Wulandari.
Sementara itu, salah seorang mahasiswa UPI Kampus Purwakarta yang tengah melaksanakan KKN Febrina Nur Giyantika menyebutkan, berdasarkan arahan dosen pembimbing lapangan, dirinya bermitra dengan Kepala SDN 1 Nagri Tengah. “Saya KKN di lingkungan Purwakarta Kelurahan Nagri Tengah, dengan tematik Pencegahan dan Penanggulan Dampak Covid-19 UPI Kampus Daerah Purwakarta. Alhamdulillah sambutan Kepala SDN 1 Nagri Tengah sangat terbuka, ramah, dan bersedia memfasilitasi mahasiswa dalam membantu pelaksanaan KKN secara daring,” kata Febrina.
Kepala SDN 1 Nagri Tengah juga memberikan memberikan nomor telepon guru yang akan membantu mahasiswa untuk bersosialisasi secara daring. “Hal pertama yang dilakukan adalah mahasiswa bersosialisasi dengan siswa dan orangtuanya mengenai bahaya Covid-19. Termasuk langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh siswa untuk mengurangi penyebaran dampak Covid-19 melalui edukasi pembuatan video,” ujarnya.
Misalnya, lanjut dia, tidak usah keluar rumah jika tidak terlalu penting, memakai masker saat keluar rumah, dan selalu menjaga jarak ketika berada di kerumunan orang. “Selain itu, sering mencuci tangan menggunakan sabun di air yang mengalir selama kurang lebih 20 detik atau menggunakan hand sanitizer,” kata Febrina.
Dirinya menjelaskan, langkah edukasi kepada siswa SD sangatlah tepat karena di usia SD belum memahami benar betapa bahayanya di dampak pandemi ini dan proses penyebarannya. Terlebih, di lingkungan masyarakat, anak-anak usia SD biasanya tetap bermain di luar rumah tanpa memperhatikan protokol kesehatan. “Di sisi lain, ada tantangannya, yaitu, sosialisasi secara daring ini kurang dapat mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilannya. Penyebabnya apakah sosialisasi tersebut menarik dan mampu mengetuk hati mereka?” ujar Febrina.
Adapun di kolom komentar kanal YouTube miliknya, Febrina mendapati banyak komentar positif. “Oleh karena itu dibutuhkan keterampilan tersendiri dalam pembuatan media sosialisasi agar mampu mengetuk hati para siswa sehingga mereka mau melaksanakan sosialisasi yang kita sampaikan,” ujarnya. (gan)