Mayoritas Pria Takut KB
Banyak yang Takut Alami Disfungsi
PURWAKARTA, RAKA – Program Keluarga Berencana (KB) menjadi salah satu cara ampuh untuk mengendalikan angka kelahiran. Sayangnya, penggunaan alat kontrasepsi masih didominasi kaum perempuan. Kebanyakan kaum pria enggan yang berurusan dengan alat KB.
Kondisi tersebut diakui Wahyudin (33), Warga Kelurahan Munjuljaya, Purwakarta. Menurutnya, kebanyakan kaum pria takut mengikuti program KB karena tidak mau terjadi hal yang tidak diinginkan dengan alat reproduksinya. Dirinya, baru berani menjadi peserta KB MOP karena dorongan istri yang tidak bisa ikut ber-KB. Hingga akhirnya pria yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online itu akhirnya memutuskan untuk mengikuti KB vasektomi setelah mendapat penjelasan dari kader KB. “Sempat takut, namun setelah dijelaskan oleh kader KB bahwa MOP hanya operasi kecil, sementara manfaatnya besar maka berani ikut, dan enaknya lagi semua gratis,” tuturnya.
Saat ini, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta tengah gencar menyosialisasikan pentingnya mengikuti KB bagi kaum adam. Kepala Bidang Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta Idi Junaedi mengatakan, jumlah akseptor KB pria memang meningkat, tapi belum begitu signifikan.
Dia mengakui, masih banyak bapak-bapak yang takut atau belum siap menggunakan alat kontrasepsi dengan metode operasi pria (MOP). “Jika dibandingkan dengan perempuan, jumlah pria yang ikut KB memang masih minim. Kebanyakan takut tidak fungsi lagi (alat vitalnya),” jelas Idi, saat ditemui di Klinik Wijaya Kusuma, Rabu (19/1). Meski bagitu, pihaknya terus memberikan edukasi bahwa MOP itu aman. “Dengan begitu partisipasi laki-laki dalam mengikuti program KB melalui MOP meningkat setiap tahunnya,” imbuhnya
Dia menyebutkan, berbagai upaya terus dilakukan pihaknya untuk meningkatkan program KB melalui pemakaian kontrasepsi bagi pria, sehingga di awal tahun ini sudah ada 12 pria yang sudah di-MOP. “Hingga kini, jumlah akseptor MOP di Kabupaten Purwakarta mencapai 985 orang. Kami berharap jumlah peserta MOP (KB pria) bisa terus bertambah di Kabupaten Purwakarta,” jelasnya.
Kepala Seksi Jaminan Pelayanan DPPKB Kabupaten Purwakarta Deni Yudia menambahkan, walau akseptor MOP mulai meningkat, pihkanya tidak lantas menerima semua calon. “Peserta MOP harus dilakukan screening dulu, diantaranya pemeriksaan gula darah dan tensi,” ujarnya.
Persyaratan untuk MOP, lanjut dia, antara lain, suami istri masih berusia produktif dan tidak memiliki penyakit kelamin. Selain itu, MOP disarankan untuk pria yang istrinya memang tak memungkinkan untuk memakai KB. “Kadang perempuan juga tidak cocok secara hormonal dengan alat KB. Tubuhnya tidak bisa menerima,” terangnya.
Deni melanjutkan, MOP bisa memberikan banyak keuntungan bagi keluarga. Secara psikologis, pasangan yang telah memiliki dua anak atau lebih tak akan lagi terbebani. “Secara tidak langsung juga akan meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam segi ekonomi karena anggota keluarganya sedikit,” jelasnya.
Untuk meningkatkan jumlah tersebut, Deni menyebut, DPPKB Kabupaten Purwakarta telah membentuk paguyuban MOP. “Mayoritas kadernya adalah pria yang sudah mengikuti MOP. Dalam sosialisasi MOP tersebut, kader juga akan dibantu istri sebagai pemberi testimoni. Kehadiran motivator KB pria, diharapkan dapat membagi pengalaman kepada masyarakat,” ungkapnya.
Deni menjelaskan, upaya terpenting lainnya adalah mengubah pola pikir masyarakat yang masih konvensional yakni membiarkan urusan KB menjadi urusan wanita.
Ditambahkannya, pengetahuan pria tentang kesehatan reproduksi dan KB menjadi fokus penting agar mereka mengetahui dan memahami perannya di dalam keluarga, kesetaraan dan keadilan gender dalam KB dan kesehatan reproduksi harus meningkat.
“Kita harus membangkitkan kesadaran masyarakat bahwa kesehatan reproduksi bukan hanya tanggung jawab isteri tetapi merupakan tanggung jawab bersama suami dan isteri,” tutur Deni. (gan)